Minggu, 30 Mei 2010

Halaman Utama Mukjizat itu Nyata,Keajaiban Jasmaniah

Saya dan suami menikah pada bulan Mei 2005. Sejak menikah, kami memang berencana untuk langsung memiliki "momongan". Bulan demi bulan berlalu, saya tidak kunjung hamil, namun kami belum terlalu kuatir dan yakin bahwa itu hanya soal waktu saja.

Setahun berlalu, dan saya belum juga hamil, kami memutuskan periksa ke dokter. Pemeriksaan awal dilakukan pada saya, yaitu USG, dan hasilnya baik. Dokter kemudian meminta suami untuk diperiksa juga, dan itulah awal perjalanan panjang kami dimulai. Dari hasil pemeriksaan, ternyata sperma suami saya amat sangat sedikit, hanya 800 rb/ml, sementara untuk terjadinya suatu kehamilan dibutuhkan minimal 20 juta sperma/ml. Kami berdua sangat terkejut mendapati kenyataan ini. Dokter memvonis bahwa sangat kecil kemungkinan saya bisa hamil dengan jumlah sperma suami yang sangat minim. Suami lalu menjalani pengobatan hormonal, namun tidak berhasil meningkatkan jumlah spermanya. Dokter menduga adanya kerusakan bawaan, yang berarti tidak bisa diobati lagi, dan menyarankan untuk program bayi tabung, yang membutuhkan biaya sangat besar (50 juta) dan memiliki tingkat keberhasilan yang kecil, hanya sekitar 30 persen.

Kami sangat "down", kecewa, marah, takut, dan depresi. Saya merasa Tuhan tidak adil dengan memberikan cobaan begitu berat bagi kami. Banyak orang yang tidak ingin punya anak, tapi dengan mudahnya bisa hamil, sementara begitu banyak pasangan yang berusaha segala cara untuk bisa hamil, namun belum berhasil juga. Namun suami saya selalu mengingatkan, bahwa kami tidak boleh mengeluh dan menyalahkan Tuhan. Tuhan itu sangat adil dan rencana-Nya adalah yang terbaik bagi kami, walaupun tidak bisa kami pahami. Saya mencoba untuk pasrah dan menerima kenyataan, bahwa mungkin saja kami tidak diizinkan memiliki keturunan, dan mungkin itu jalan terbaik dari Tuhan bagi kami. Walaupun demikian, dalam hati kecil, saya tetap yakin bahwa kami bisa punya anak bila terus berdoa dan berusaha karena tidak ada doa yang sia-sia. Dalam setiap doa kami, kami selalu panjatkan permohonan itu pada Tuhan. Kami tetap menjalani bermacam-macam pengobatan, medis, tradisional dengan jamu-jamuan, refleksi, dan sebagainya. Kami juga berusaha tidak memaksa Tuhan untuk memberikan hasil seperti yang kami inginkan. Setiap kali kami merasa "down", Tuhan selalu menguatkan kami, entah lewat teman, kerabat, lewat khotbah pastur/pendeta (suami saya Kristen dan saya Katolik), maupun lewat keluarga. Tuhan tidak pernah meninggalkan kami sendirian. Saya ingat dalam suatu kebaktian di gereja suami, saat saya berdoa dan menangis dalam hati, mengeluh pada Tuhan mengapa berat sekali masalah kami, begitu sulit untuk punya anak, dan tiba-tiba pendeta berkhotbah demikian, "Don`t tell God how big your problems are, but tell your problems how big God is." Kata-kata itu sangat menyentuh saya, dan saya tersadar, sungguh bahwa masalah saya tidak ada artinya bagi Tuhan, karena kalau Tuhan sudah buka jalan, tidak ada yang mustahil.

Kami mulai menjalani hari-hari kami tanpa beban dan selalu mensyukuri setiap berkat yang kami terima. Bulan April 2007, saya terlambat datang bulan. Saya tidak berpikir apa-apa, karena sudah biasa jadwal mens saya mundur. Bulan mei 2007, setelah telat mens dua minggu, iseng-iseng saya "testpack", dan Puji Tuhan, hasilnya positif! Bagai mimpi buat kami berdua. Hari itu saya juga berulang tahun dan ulang tahun perkawinan kami yang ke-2. Ajaib, Tuhan memberikan kami kado terindah, menjawab doa, dan menjadikannya sebagai kado istimewa buat kami berdua. Tuhan sungguh baik. Sekarang kehamilan saya sudah memasuki minggu ke-38 dan sedang menanti kelahiran anak kami ini dengan penuh sukacita. Terima kasih Tuhan, selama ini semuanya berjalan lancar. Terima kasih ya Tuhan, untuk kemurahan-Mu, kebaikan-Mu, Kau sungguh mendengar doa-doa kami.

Ada satu lagu yang selalu kami nyanyikan untuk menguatkan kami: "Mukjizat Itu Nyata".

Tak terbatas kuasa-Mu Tuhan
Semua dapat Kau lakukan
Apa yang kelihatan mustahil bagiku
Itu sangat mungkin, bagi-MU

Di saatku tak berdaya
Kuasa-Mu yang sempurna
Di saatku percaya, mukjizat itu nyata
Bukan karena kekuatan
Namun Roh-Mu ya Tuhan
Di saat ku berdoa, mukjizat itu nyata

Demikianlah kesaksian saya, semoga berguna dan bisa menguatkan iman kita semua. Puji Tuhan, Dia sungguh baik. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, tidak ada doa yang sia-sia, dan waktu-Nya tidak pernah salah.

Sabtu, 29 Mei 2010

Dalam Percaya, Mukjizat Tuhan Dinyatakan

Vita Lusiana begitu shock karena anaknya yang baru berusia satu minggu divonis menderita jantung bocor.

“Setelah bayi itu dibawa pulang, satu minggu kemudian Oze harus dicek lagi ke dokter. Dan tanpa basa-basi sedikitpun, dokter langsung mengatakan bahwa jantung Oze bocor,” ujar Vita membuka kesaksiannya.

Ibu mana yang tidak akan terkejut mendengar perkataan seperti itu. Perasaan Vita pun tak dapat digambarkan lagi saat itu. Dengan tatapan kosong, Vita hanya mampu memandang dokter yang baru saja mengucapkan kata-kata yang tak pernah disangka olehnya sedikitpun. Vita benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Mau menangis pun Vita malu di hadapan dokter. Dalam kebingungannya, dokter hanya memberikan surat rujukan ke salah satu rumah sakit untuk pemeriksaan jantung anaknya.

Saat itu Vita sempat mempertanyakan Tuhan, kenapa anak pertama yang telah Tuhan janjikan bahwa segala sesuatunya akan baik dan luar biasa, tapi harus mengalami jantung bocor seperti ini.

Vita pun membawa anaknya ke dokter yang lain untuk imunisasi, dan dengan jujur mengatakan bahwa hasil pemeriksaan dokter sebelumnya mengatakan bahwa anaknya menderita jantung bocor. Dokter yang kedua ini kemudian mengadakan pemeriksaan dan mengatakan memang dia mendengar jantung Oze sedikit bising, namun dokter tersebut berani untuk melakukan imunisasi dan mencoba untuk melihat perkembangan Oze selanjutnya. Dan dokter tersebut juga memberikan surat rekomendasi ke rumah sakit lain untuk diadakan pemeriksaan lebih lanjut.

Saat itu Vita mengambil satu komitmen, memang secara manusia hari-harinya pasti akan dipenuhi oleh tangisan mengasihani anaknya. Namun perkataan Tuhan begitu kuat berbicara di dalam hatinya, “Percaya pada hati-Ku untuk Oze”. Dan Tuhan pun mulai mengajarkan kepada Vita untuk tidak mengandalkan kekuatan orang lain tapi kekuatan Tuhan.

Vita pun berdoa dan terus berdoa dengan memperkatakan bahwa setiap organ tubuh Oze akan berfungsi sesuai dengan rencana dan rancangan Tuhan, tidak ada segala kerusakan dan kebocoran. Vita terus memperkatakan perkataan positif untuk Oze. Suami Vita pun menyarankan agar Oze mulai diperdengarkan lagu-lagu pujian dan penyembahan. Percaya saja bahwa pujian dan penyembahan itu memiliki kuasa.

Bagi Vita, untuk percaya saja itu bukan suatu hal yang gampang. Tapi dengan lembut Tuhan menyatakan kepada Vita bahwa jika ia tidak mengalami hal ini, tidak akan ada suatu kejadian besar yang akan Vita terima dalam hidupnya. Vita pun mulai berhenti untuk bertanya ‘kenapa’ dan berkomitmen untuk mulai percaya saja kepada janji Tuhan.

Tujuh bulan lamanya Vita menunggu janji Tuhan untuk menyembuhkan Oze. Akhirnya di bulan ketujuh itu, saat Vita kembali membawa Oze ke dokter, dokter pun sudah mulai mengevaluasi kondisi jantung Oze. Dan sewaktu dokter meletakkan stetoskop di dada Oze, dokter mengatakan dia tidak lagi mendengar suara bising di jantung Oze.

Tak percaya, Vita menanyakan kepastian hasil pemeriksaan dokter sekali lagi. Dan hasil pemeriksaan memang menunjukkan bahwa jantung Oze sudah menutup sempurna. Vita dan suaminya tak dapat menyembunyikan kegembiraan mereka. Saat itu Vita menyadari, inilah yang Tuhan ingin kerjakan di dalam hidupnya, hidup Oze dan juga hidup keluarganya.

Memang tujuh bulan bukanlah waktu yang sebentar bagi Vita apalagi di usianya yang masih muda dan telah menjadi seorang ibu untuk menghadapi hal seperti ini. Namun Vita bersyukur Tuhan mengijinkan perkara ini terjadi dan Vita boleh melaluinya. Vita dapat melihat bahwa ternyata hal ini membawa kemuliaan bagi nama Tuhan, menyatakan kepada orang-orang bahwa Tuhan Yesus itu adalah Tuhan yang hidup. Yesus masih hidup sampai sekarang dan Dia masih mengerjakan mukjizat-mukjizat yang luar biasa terutama untuk Oze, anaknya. Pemulihan itu benar-benar Oze terima dan jantungnya mengalami kesembuhan total. Tuhan benar-benar nyata menyembuhkan Oze.

Tuhan pun mulai berbicara banyak hal kepada Vita, bahwa kalau Vita tidak melewati semua ini, Vita tidak akan pernah tahu kuasa Tuhan yang begitu luar biasa dan perkara besar yang sanggup Tuhan kerjakan. Meskipun Vita dan suaminya menikah di usia muda, namun Vita merasakan kasih Tuhan yang luar biasa bagi keluarganya terutama untuk Oze anaknya. Vita merasa dirinya tidak perlu kuatir Oze akan bertumbuh seperti apa kelak.

Dalam hari-hari yang dijalani selanjutnya, Vita dapat melihat bagaimana Oze tumbuh menjadi anak yang pintar, suka berdoa, suka mengangkat tangan dan di sekolah minggu Oze menjadi anak yang suka menyanyi dan menyembah Tuhan. Sampai saat ini, setiap kali Vita melihat Oze, Vita dapat melihat bagaimana Tuhan hidup di dalam hidupnya Oze. (Kisah ini sudah ditayangkan pada 5 November 2008 dalam acara Solusi Life di O’Channel)

Jumat, 28 Mei 2010

Hidupku Terjerat Seks Bebas dan Narkoba

Dilahirkan dalam sebuah keluarga harmonis tidak menjamin kehidupan seorang anak bisa menjadi seseorang yang baik ketika bertumbuh dewasa. Demikianlah cerminan kehidupan Agustinus, sekalipun lahir dan bertumbuh dalam keluarga harmonis, namun kenakalan demi kenakalan yang dilakukannya sejak kecil menggiringnya ke dalam jebakan seks bebas dan narkoba.

“Waktu kecil saya bandel banget, saya akui bahwa yang saya mau cuma main. Bahkan kesekolahpun inginnya main saja,” demikian pengakuan Agustinus.

Tidak berhenti disitu, Agustinus malah memutuskan untuk berhenti sekolah. Hari-harinya dihabiskan untuk bermain dan bergaul dengan orang-orang yang tidak diketahuinya akan membawanya kepada kehancuran kehidupan.

Saat itu dia memiliki seorang teman yang kaya, namun gaya hidupnya buruk. Hingga suatu kali, Agustinus diajak ke tempat pelacuran untuk pertama kalinya. Awalnya dia takut, namun rasa ingin tahunya menghapuskan semua rasa takut yang sempat menyembul di sudut hatinya.

“Awalnya saya deg-degan, karena masih belum berani. ‘wah.. ngga mau ah..ngga mau ah…’”

Tapi temannya itu terus membujuk Agustinus, “Lo ngga nyesel lo.. ngga mau..!”

“Iya.. ngga nyesel..” jawabnya.

“Betul lo..”

Perang batin antara rasa takut dan rasa penasaran berkecamuk di pikiran dan hatinya. Tapi ternyata, rasa penasarannya lebih besar dan berhasil mengalahkan rasa takutnya.

“Iya deh.. klo gitu coba deh…” demikian akhirnya Agustinus melangkah kedalam jerat seks bebas.

“Akhirnya saya balik lagi, dan mengambil satu cewek.. wah ternyata enak..! Disitu saya mulai terjerat.”

Tidak berhenti hanya di pelacuran, Agustinus melakukan kumpul kebo (tinggal serumah dengan wanita tanpa menikah – red), dan juga menggunakan narkoba. Kehidupannya hancur, tubuhnya makin kurus kering, dan dia dihantui rasa bersalah.

“Saya kumpul kebo, hidup saya hancur, memakai narkoba. Untuk berpikir saja waktu itu sangat susah, tidak seperti sekarang ini. Selain itu tubuh saya juga kurus, seperti hanya tulang dibungkus kulit saja.”

“Terkadang saya merasa Tuhan menyadarkan saya, ‘Gus..lo salah.. lo salah..’ Saya merasa perasaan saya sangat tidak enak..”

Perasaan bersalah mulai menghimpit hatinya, keinginan untuk berhenti menggunakan narkoba itu ada terbersit namun pergaulannya membuatnya sulit untuk melepaskan diri dari ikatan yang sudah bertahun-tahun mengikatnya itu.

“Saya diajak ke diskotik, pada hal saya sudah ingin berhenti. ‘Aku dah ngga mau triping lagi,’tapi saya dipaksa dengan alasan ada teman yang ulang tahun. Ketika masuk mobil, saya seperti hilang ingatan. Saya dikerjain oleh teman-teman saya. Sewaktu sampai di rumah, saya mau telanjang bulat. Saya pikir saya sedang tidur dan bermimpi. Dalam halusinasi saya waktu itu saya sedang mau di baptis, saya mau bersih, dan ada sebuah danau. Jadi hayalannya seperti itu. Saya sedang buka baju, lalu kakak saya masuk dan menyuruh saya memakai baju kembali.”

Agustinus yang tidak sadar karena dalam pengaruh narkoba tidak menggubris permintaan kakak laki-lakinya. Hal tersebut membuat sang kakak gusar, setelah sempat bertengkar, sang kakak mengurung Agustinus di kamarnya. Namun tak pernah di sangka baik oleh Agustinus maupun kakaknya, di kamar tersebut Agustinus mengalami sebuah pengalaman supranatural.

“Saya lihat cahaya terang, seperti di film-film itu. Bintang terang itu masuk dan saya terpental kepojok kamar. Saya terluka dan mengeluarkan darah. Saya pikir mimpi, ternyata apa yang saya alami itu nyata.”

Hari itu Agustinus merasakan jamahan Tuhan dan dia memutuskan untuk berhenti dari semua keterikatannya baik narkoba, seks bebas bahkan pergaulan buruknya dia tinggalkan.

“Semua yang buruk yang saya pernah lakukan, saya akan berhenti Tuhan. Dan secara total hari itu juga saya bisa langsung berhenti.”

Sebuah mukjizat besar dialami Agustinus, dia benar-benar dibebaskan dari keterikatannya kepada seks bebas, narkoba dan rokok. Selain itu, hidupnya benar-benar diubahkan. Agustinus hari ini melayani sebagai seorang pelatih footsal.

“Saya mengucap syukur buat Tuhan karena Dia sudah memberikan hidup yang sehat. Kalau bukan karena Tuhan Yesus, mungkin sekarang saya sudah gila. Dia melepaskan saya dari narkoba, dari seks bebas dan juga rokok. Dia memberikan hidup yang baru buat saya. Terima kasih Tuhan.” (Kisah ini ditayangkan 8 Juli 2009 dalam acara Solusi Life O’Channel).

Dua Kakak Beradik Yang Kehilangan Penglihatan

Dhani (24 tahun) dan Dian (28 tahun) adalah dua kakak adik yang divonis dokter mengidap penyakit Retinitis pigmentosa, yaitu gangguan penglihatan yang mengakibatkan retina rusak karena terdapat pigmen. Mereka berdua hanya dapat melihat Cahaya dan bayangan besar.

Mereka mengalami ini sejak usia sekolah. Dhani pada saat masuk SMP dan Dian pada saat usia 17 tahun. Usia dimana mereka seharusnya dapat menikmati masa muda mereka yang sangat menyenangkan. Perasaan sedih mereka rasakan saat itu. mereka berharap bahwa mata mereka akan segera pulih dan dapat melihat lagi, tetapi Tuhan berkata lain. mereka benar-benar harus kehilangan pengliatan mereka. Dian sebagai anak pertama merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi. Kehilangan penglihatan berarti kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.

Dhani sebagai anak yang lebih muda mungkin tidak seperti Dian. Dhani lebih bingung ketika ia harus dimarahi oleh orangtuanya karena tidak dapat belajar dengan baik. Semua orang termasuk orangtua mereka tidak ada yang tahu. Orang lain hanya heran mengapa mereka kalau berjalan menabrak dan kalau ingin mengambil barang harus meraba-raba.

Saat ini mereka berdua merasa bersukacita. Tidak sama seperti dulu waktu belum pulih. Dian dulu selalu berdoa pada Tuhan, tetapi tidak untuk mengucap syukur tetapi untuk marah-marah dan mengeluh mengapa kondisinya seperti itu. denga keadaan yang ada sekarang, mereka tidak begitu saja mendapatkannya.

Mulai dari hal kecil yang diberikan oleh keluarga dan teman-teman, akhirnya mereka mampu untuk melewati setiap proses dan sampai pada pengertian bahwa Yesus punya maksud yang indah dari semua ini.

Pada saat Dian mulai kecewa dan menutup dirinya karena kekurangannya, teman-temannya selalu ada untuk mendukung Dian. Teman-temannya tidak pernah merendahkan mereka, malah mereka selalu memperlakukan Dian dan Dhani seperti teman-temannya yang lain. Lalu pada suatu hari, saat Dia pergi ke gereja, ia merasa ditegur karena sang pengkotbah berkata bahwa kita adalah anak kecil dan Tuhan adalah bapaknya. Pada saat seorang meminta pada ayahnya, tidak mungkin tidak diberi. Tetapi sang ayah pasti akan bertanya apakah hal itu benar-benar perlu. Dari hal itu Dian sadar dan dapat tersenyum kembali.

Proses yang cukup panjang dan memakan waktu yang lama, tetapi saat ini mereka telah mengerti apa maksud Tuhan dalam hidup mereka. Saat ini mereka telah menjalani hidup layaknya seorang yang memiliki penglihatn. Dian menjadi seorang customer service yang bekerja di rumah sakit, dan Dhani adalah seorang mahasiswi yang sedang menyusun skripsi. Bahkan suatu hari Dhani ingin membuka suatu lembaga konseling sehingga ia dapat memberikan teman-temannya yang memiliki nasib yang sama dengannya pekerjaan yang layak. Mereka melakukan ini hanya untuk Tuhan. (Kisah ini ditayangkan 13 Juli 2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel)

KESAKSIAN Orang Kristen di Cina

KEADAAN YANG BURUK DI PENJARA
Ruth duduk di atas lantai yang kotor. Perasaannya dipenuhi keinginan untuk memberontak karena bau busuk yang begitu menyengat dan meliputi udara di dalam sel. Ruth tidak bisa mengingat bau benda apa yang lebih busuk dari bau ruangan ini. Di dalam sel ini tidak ada toilet, bahkan tidak ada satu lubang kecil untuk pembuangan kotoran. Sedikitpun tidak tersedia air di tempat itu. Di Cina, khususnya selama masa kebrutalan revolusi kebudayaan, para tahanan benar-benar tidak diperhatikan.

Ruth bisa merasakan binatang-binatang kecil merayapi tubuhnya seperti laba-laba, kecoa, dan tikus. Nyamuk-nyamuk yang haus akan darah berdesingan di mana-mana. Kegelapan meliputi tempat itu. Begitu gelapnya sampai Ruth tidak bisa melihat orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Pikirannya sedang melamunkan tiga orang anaknya, Daniel 10 tahun, Joseph 8 tahun, dan Mary 5 tahun, yang ditinggal sendirian di rumah. Ruth bersama dengan suaminya, Michael, telah ditawan dan dimasukkan ke dalam sel tahanan.

TRAGEDI YANG MENGENASKAN
Dalam kegelapan itu, tiba-tiba ada suara seorang teman yang bertanya, "Apakah kamu punya anak?" Mendengar pertanyaan yang seakan-akan mengerti pikiran dan perasaannya, Ruth menjawab, "Ya, ada tiga orang. Sebenarnya saya telah melahirkan empat orang anak, namun seorang di antaranya telah mati." "Apa yang terjadi?" Ruth tidak bisa menjawab. Untuk sesaat air matanya menglir membasahi pipinya. "Tuhan, tolonglah aku untuk mempermuliakan Engkau dalam segala sesuatu," dia berdoa.

Akhirnya dia mulai menceritakan kisah tragis yang menimpa anaknya ini. Dengan suara pilu dia berkata, "Peter," Ruth menyebut nama anaknya ini, "Tiga tahun yang lalu ketika dia berumur 11 tahun, rumah kami digeledah dan didatangi oleh Tentara Merah (Red Guards). Ada beratus-ratus orang yang datang dan memeriksa tempat kami. Mereka telah mengetahui bahwa saya dan suami saya adalah seorang pemimpin dari banyak 'gereja rumah' di daerah itu. Mereka menendang roboh pintu rumah kami, mengikat suami saya dan menggunduli kepala kami berdua. Mereka menodongkan senjata di atas kepala kami dan berteriak, "Di mana Alkitabmu? Di mana rekan-rekan yang bersamamu? Di mana kamu melakukan pertemuan?" Karena kami menolak untuk menjawab, mereka mulai menghancurkan perabot-perabot rumah kami dan seisi rumah kami diporak-porandakan. Untuk tiga hari tiga malam kami tidak diizinkan makan, minum, atau tidur. Mereka melihat empat orang anak kami dan mereka membariskan mereka di atas bangku. Ketika anak kami kelelahan, mereka memukuli anak-anak kami dan memerintahkan untuk terus berdiri di atas bangku. Karena saya dan suami saya tidak mau menajwab saat ditanyai, maka Tentara Merah mulai menginterogasi anak-anak kami. Tetapi anak-anak kami juga menolak untuk bekerja sama. Mereka mengetahui bahwa hidup atau mati, mereka harus mengakui nama Tuhan Yesus dan jangan pernah menyebutkan nama atau identitas rekan-rekan pekerja Kristen yang lain. Dengan kasar mereka mulai memukuli anak kami lagi. Peter diseret keluar rumah dan giginya mulai dicabuti. Dia dipukuli hingga berdarah. Akhirnya mereka melemparkan dan meninggalkan tubuhnya yang sudah lumpuh di atas lantai. Suami saya dibawa dan dipekerjakan secara paksa di kamp militer pekerja berat. Saya segera membawa Peter ke rumah sakit. Dokter mengatakan tidak ada harapan karena anak ini telah banyak mengeluarkan darah. Saya dieberitahu untuk mempersiapkan pemakaman baginya. Mereka juga telah memberikan surat-surat yang diperlukan untuk proses pemakaman. Pihak yang berwenang mengizinkan suami saya untuk meninggalkan kamp kerja paksa untuk sesaat dan menjenguk Peter di saat menit-menit terakhir sebelum Peter dijemput Tuhan. Ketika melihat ayahnya datang, Peter sangat gembira. "Ayah dan ibu," katanya, "Banyak orang yang mengenakan jubah hitam saat mereka mati, tetapi saya ingin berpakaian jubah putih, supaya saya kelihatan indah saat bertemu dengan Tuhan Yesus." Kami menangis dan sangat berduka karena dia. Dan kami berdoa bersama-sama supaya nama Allah dipermuliakan. Karena musim hujan pada waktu itu, maka semua jendela di tempat itu ditutup. Tetapi ketika kami selesai berdoa, satu jendela terbuka dan ada angin sejuk berhembus masuk memenuhi ruangan. Roh penghibur datang memasuki hati kami. Peter berbisik perlahan, "Yesus telah datang untuk membawaku pulang. Selamat tinggal." Wajahnya dipenuhi dengan sukacita. Bahkan dokter yang hadir saat itu digerakkan untuk berkomentar, "Saya belum pernah melihat orang yang mati penuh kedamaian seperti ini." Ketika kami pulang ke rumah, anak-anak kami yang lebih muda dari Peter mengagetkan kami dengan kegembiraan yang luar biasa. Mereka berkata, "Kami tidak bisa tidur, karena kami melihat kumpulan besar malaikat-malaikat di sekeliling rumah. Mereka membawa alat-alat musik dan menyanyi untuk kami. Mereka mengatakan bahwa mereka datang untuk membawa Peter bersama-sama dengan mereka ke Sorga." Saya menjelaskan, "Kakakmu telah pergi bersama-sama dengan Tuhan Yesus." Dan mereka semua menangis. Peter begitu mengasihi adik-adiknya ini dan mereka juga membalas kasihnya dengan rasa sayang yang sangat besar."

MENGGANTI KEBENCIAN DENGAN KASIH
Ada kesunyian yang panjang dalam sel itu. Tetapi kemudian Ruth mulai bisa mendengar suara tangisan yang berasal dari berbagai tempat di sel gelap itu. Tiba-tiba terdengar suara teriakan kemarahan, "Terkutuklah orang-orang Tentara Merah! Kenapa mereka melakukan hal yang keji seperti ini? Saya berharap bisa mencekik leher orang-orang ini dan membunuh mereka!"

"Jangan! Jangan!" Ruth berteriak, "Kalian jangan membenci mereka. Ini adalah dendam dan lingkaran kepahitan. Yesus mengajarkan supaya kita mengasihi semua orang bahkan mengasihi musuh-musuh kita. Setiap hari saya berdoa untuk Tentara-Tentara Merah ini, supaya mereka segera menemukan dan mengenal Yesus. Dengan cara yang sama, saya juga telah berdoa bagi kalian semua. Kalian semua juga kekasih-kekasih yang dicintai Tuhan Yesus."

"Hah!" cetus seseorang dengan geram, "Kalau Yesus sungguh-sungguh mengasihi saya, kenapa saya ada di sini, di dalam sel yang kumuh ini?" Ruth mulai menjelaskan bagaimana sel yang kotor ini sama seperti dosa mereka. Hanya Salib Yesus yang sanggup menjembatani jurang antara orang-orang berdosa dengan Allah yang kudus. Yang mereka butuhkan adalah mengakui dosa-dosa mereka dan meminta Yesus menjadikan mereka manusia yang baru.

Sekali lagi ada kesunyian yang panjang dalam penjara itu. Dan satu persatu anggota sel itu mulai bertekuk lutut di sampingnya, penuh tangisan mengakui dengan keras segala dosa-dosa mereka dan memohon Yesus menyucikannya. "Terima kasih, Tuhan," Ruth berdoa, "Sungguh Engkau bisa mengubahkan segala sesuatunya menjadi baik."

Kesaksian ini menggambarkan betapa hebatnya aniaya dan penderitaan yang dialami gereja-gereja Tuhan di Cina. Namun semua yang dialami orang-orang ini seakan-akan memancarkan kemuliaan Tuhan yang semakin terang dan menjadi kesaksian atas seluruh bangsa di dunia. Keteguhan iman mereka teruji dalam dapur api. Mereka bukan cuma mengakui Yesus dengan mulut mereka, tetapi mereka membayar pengakuan mereka ini dengan aniaya dan penderitaan. Mereka belum pernah merasakan datang ke gereja tiap Minggu, bernyanyi memuji Tuhan, bersukacita, dan mengharapkan untuk hidup dalam kelimpahan. Yang ada pada mereka adalah gereja bawah tanah dan ibadah yang sembunyi-sembunyi. Mereka dikejar-kejar oleh tentara militer, dan rawan dengan aniaya. Pengakuan iman mereka teruji dengan tindakan yang nyata. Kuasa Injil betul-betul dinyatakan dalam kehidupan mereka. Mereka mempertahankan iman dengan nyawa mereka. Tidak ada sesuatupun yang dapat menggoyahkan iman mereka di dalam Tuhan. Iman seperti inilah yang dicari Tuhan.

"... Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8)

PENGINJIL CINA MEMBUTUHKAN DOA SAUDARA
"Saya begitu sendirian. Saya menghadapi pikiran untuk bunuh diri ketika tidak bisa tidur setiap malamnya. Saya sangat merindukan untuk memenangkan banyak jiwa bagi Tuhan, namun tidak seorangpun yang mau mendengar. Semua orang memandang rendah dan meremehkan saya. Penghiburan saya hanyalah
Yesus yang telah mengalami dan menjalani semuanya ini, penderitaan, aniaya, diremehkan, dan direndahkan."

Bagian dari surat penginjil Cina ini memberikan gambaran bahwa banyak daerah-daerah di Cina yang belum meresponi panggilan Tuhan. Bahkan kalau seandainya kita memasukkan 70 juta orang Cina Kristen (orang yang meresponi Injil Kristus) dalam hitungan, hitungan ini hanya mencapai kurang dari 7% saja orang Cina yang percaya dan meresponi Injil Kristus. Berdoalah supaya Tuhan meneguhkan setiap penginjil-penginjil yang melayani desa-desa kecil di seluruh Cina, supaya mereka berada dalam kondisi rohani yang berapi-api.

Tragisnya, orang yang menulis surat ini telah dikubur 2 tahun lalu. Tidak ada seorangpun yang tahu apakah ia bunuh diri atau dibunuh.

"Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut." (Wahyu 12:11)

7 Anak Columbia Yang Diajak Tuhan Ke Neraka

--- Kesaksian Pertama, Esau ---

(Lukas 16: 19-26)
Ada seorang kaya yang berpakaian linen ungu dan halus, dan setiap hari dia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, dibaringkan di pintu pagarnya, penuh dengan kudis, dan ingin sekali makan apa yang jatuh dari meja orang kaya tersebut. Bahkan anjing-anjing datang dan menjilat kudisnya. Tibalah masanya apabila pengemis tersebut itu mati dan malaikat-malaikat membawanya ke pangkuan Abraham. Orang kaya tersebut juga mati dan dikebumikan. Di dalam neraka, di mana dia di dalam kesengsaraan, dia mengangkat matanya dan dia nampak Abraham dari jauh dengan Lazarus di pangkuannya. Maka dia berseru dan berkata, “Bapa Abraham, kasihanilah saya dan hantarlah Lazarus untuk dia mencelupkan hujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidah saya sebab saya kesakitan dalam nyalaan api ini.” Tetapi Abraham berkata, “Anak, ingatlah, bahawa dalam sepanjang hidupmu kamu menerima apa yang baik sementara Lazarus menerima apa yang buruk dan sekarang dia dihiburkan dan kamu pula dalam kesakitan. Dan selain semua ini, di antara kami dan kamu sudah ditetapkan satu jurang yang sangat besar supaya mereka yang mahu pergi dari sini kepada kamu tidak dapat berbuat demikian dan tiada yang dapat menyeberang dari sana kepada kami.”

Alkitab, Firman Allah, adalah sangat jelas tentang subjek syurga dan neraka. Dalam bahagian ini yang telah kita baru saja baca, Tuhan menceritakan kepada kita tentang dua tempat: Syurga dan Neraka, penghukuman atau penyelamatan. Tidak ada tempat pertengahan. Tempat penyucian dosa (“Purgatory”) tidak wujud. Tempat bagi terawang-awang (“Limbo”) tidak wujud, di mana orang mendiami sementara selepas berangkat dari bumi dan kemudian menuju ke Syurga; Alkitab adalah sangat jelas tentang itu.

(11hb April 1995)
Allah memberikan kami satu wahyu yang akan mengubah gerakan hidup-hidup kami. Kami baru saja mengenali tentang Allah dan FirmanNya. Kami adalah tujuh anak muda yang Allah telah berikan hak istimewa dan tanggungjawab yang sangat besar untuk menceritakan wahyu ini kepada dunia.

Semua bermula lebih kurang pukul 10 pagi. Kami sedang berdoa dan bersedia untuk pergi berkelah lewat pada hari itu. Tiba-tiba kira-kira pukul 10 pagi, suatu cahaya putih yang sangat terang menyinari melalui satu daripada tingkap-tingkap. Apabila cahaya tersebut muncul, kami semua tiba-tiba bercakap dalam bahasa roh dan dibaptiskan dengan Roh Kudus.

Ketika itu, kami semua hairan dan terpegun dengan apa yang kami lihat. Cahaya hebat tersebut menerangi seluruh bilik. Cahaya tersebut lebih kuat daripada cahaya matahari. Di tengah-tengah cahaya tersebut, kami nampak kumpulan malaikat yang sangat ramai dan berpakaian putih. Malaikat-malaikat ini sangat indah, tinggi dan sangat tampan.

Di tengah-tengah kumpulan malaikat itu, kami melihat sesuatu yang menakjubkan-lembaga seorang lelaki. Imej ini adalah seorang makhluk yang istimewa, seorang lelaki yang berpakaian dalam mantel dan jubah-jubah yang sangat putih. RambutNya seperti benang-benang emas. Kami idak dapat melihat wajahNya kerana ia terlalu terang-benderang. Walau bagaimanapun, kami nampak satu tali pinggang di sekeliling dadaNya, dengan tulisan emas yang mengatakan: “Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan.” Dia memakai sandal-sandal emas tulen pada kakiNya dan kecantikanNya tiada bandingannya. Apabila kami nampak kehadiran Manusia itu, kami semua berlutut.

Kemudian kami mula mendengar suaraNya. Ia adalah sangat istimewa dan mengagumkan; setiap kata menusuk ke dalam hati kami seperti pedang bermata dua; seperti yang tertulis di dalm Firman Allah (Ibrani 4:12). Dia berbicara kepada kami dengan kata-kata yang mudah tetapi berkuasa. Kami mendengarNya berkata kepada kami, “Anak-anak kecil Saya, jangan takut, Saya adalah Yesus dari Nazaret, dan Saya mengunjungimu untuk menunjukkan kamu satu misteri yang kamu boleh tunjukkan dan ceritakan kepada pekan-pekan, negara-negara, kota-kota, gereja-gereja dan semua tempat. Ke mana Saya beritahu kamu pergi, kamu akan pergi dan ke mana Saya beritahu kamu jangan pergi, kamu tidak akan pergi.”

Alkitab, Firman Allah berkata dalam Yoel 2:28, “Ia akan terjadi selepas itu, bahawa Saya akan mencurahkan Roh Saya ke atas semua manusia, anak-anak lelaki kamu dan perempuan kamu akan bernubuat, orang-orang tua kamu akan bermimpi dan orang-orang muda kamu akan melihat visi-visi.” Inilah waktu-waktunya yang Allah sedang sediakan untuk setiap orang.

Kemudian sesuatu yang aneh terjadi, sebuah batu muncul di tengah-tengah bilik, dan Tuhan, yang bersama kami, membuat kami duduk di atas batu itu. Batu tersebut adalah lebih kurang lapan inci dari lantai, dan satu lubang besar muncul di lantai. Ia adalah satu lubang atau gua yang sangat besar, hitam dan menakutkan. Tidak lama lagi, kami duduk di atas batu tersebut dan turun melalui lubang di lantai. Ia adalah gelap dan ia membawa kami menuju ke tengah-tengah bumi.

Ketika kami di dalam kegelapan yang suram, kami sangat takut! Kami benar-benar takut maka kami berkata kepada Tuhan, “Tuhan, kami tidak mahu pergi ke tempat itu! Jangan bawa kami ke tempat itu, Tuhan! Bawa kami keluar dari sini, Tuhan!” Kemudian Tuhan menjawab kami dengan suara yang sangat indah dan berbelas kasihan, “Pengalaman ini perlu supaya kamu boleh lihat dan ceritakan kepada yang lain.”

Kami berada di dalam sebuah terowong yang berbentuk seperti trompet, dan kami merenung bayang-bayangan, setan-setan dan lembaga-lembaga yang bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kami terus masuk lebih dalam and lebih dalam ke bawah. Dalam beberapa saat saja, kami merasakan satu kekosongan dan perasaan amat takut.

Kami kemudian sampai di beberapa gua besar; di beberapa pintu-pintu yang mengerikan, seperti sebuah lorong yang berselirat. Kami tidak ingin masuk ke dalam. Kami menyedari ada bau yang sangat teruk dan satu bahang yang melemaskan kami. Sebaik sahaja kami masuk, kami nampak perkara-perkara yang mengerikan, imej-imej yang menakutkan. Seluruh tempat tersebut diliputi api; dan di tengah-tengah api itu, ada banyak tubuh beribu-ribu orang. Mereka menderita di dalam penyeksaan yang teruk. Pemandangan tersebut adalah begitu menakutkan, kami tidak mahu melihat apa yang ditunjukkan kepada kami.

Tempat tersebut dibahagikan kepada beberapa bahagian penyeksaan dan penderitaan. Salah satu daripada bahagian yang Tuhan benarkan kami melihat ialah “Lembah Kawah-Kawah” sebagaimana kami memanggilnya. Terdapat berjuta-juta kawah. Kawah-kawah tersebut dipasangkan di tanah rata; setiap kawah membakar dengan lava di dalamnya. Di dalamnya terdapat jiwa seseorang yang mati dan dibawa ke neraka.

Sebaik saja jiwa-jiwa tersebut melihat Tuhan, mereka mula berteriak dan menjerit, “Tuhan, berbelas kasihanlah terhadap kami! Tuhan berilah saya satu peluang untuk keluar dari tempat ini! Tuhan, bawalah saya keluar dan saya akan beritahu dunia bahawa tempat ini nyata!” Tetapi Tuhan tidak pun melihat mereka. Terdapat berjuta-juta lelaki, perempuan dan orang-orang muda di tempat itu. Kamu juga nampak homoseksual-homoseksual dan pemabuk-pemabuk dalam penyeksaan. Kami melihat semua orang berteriak-teriak dalam penyeksaan yang begitu teruk.

Ia mengejutkan kami untuk melihat tubuh-tubuh mereka dibinasakan. Cacing-cacing datang masuk dan keluar dari lekuk mata kosong, mulut dan telinga; dan menembusi kulit di seluruh tubuh-tubuh mereka. Ini menepati Firman Allah yang tertulis di dalam kitab Yesaya 66:24, “Mereka akan keluar dan akan melihat mayat orang-orang yang memberontak terhadapku; Ulat-ulat mereka tidak akan mati, dan api mereka tidak akan dipadam, dan mereka akan menjadi satu kebencian yang amat sangat kepada semua manusia hidup. Juga di dalam Markus 9:44, “Di mana ulat mereka tidak akan mati dan api tidak padam.” Kami betul-betul ketakutan dengan apa yang kami lihat. Kami nampak lidah api lebih kurang 9 hingga 12 kaki tingginya. Di dalam setiap lidah api, terdapat satu jiwa yang telah meninggal dunia dan pergi ke neraka.

John LennonTuhan mengizinkan kami melihat seorang lelaki yang ada di salah satu daripada kawah-kawah. Dia tergantung terbalik dan daging di mukanya jatuh secara berkecai. Dia tetap memerhatikan Tuhan dengan asyik; dan kemudian mula berteriak dan memanggil nama Yesus. Dia berkata, “Tuhan berbelas kasihanlah! Tuhan berilah saya satu peluang! Tuhan bawalah saya keluar dari tempat ini!” Tetapi Tuhan Yesus tidak mahu melihatnya. Yesus hanya memusingkan belakangNya terhadapnya. Apabila Yesus berbuat demikian, lelaki itu mula memaki dan mempersendakan Tuhan. Lelaki itu adalah John Lennon, anggota dari kumpulan muzik setan, “The Beatles”. John Lennon adalah seorang lelaki yang memperolok-olokkan dan mentertawakan Tuhan semasa hidupnya. Dia berkata bahawa agama Kristian akan lenyap dan Yesus Kristus akan dilupakan oleh semua orang. Bagaimanapun, hari ini lelaki ini ada di neraka dan Yesus Kristus hidup!! Agama Kristian tidak pun lenyap.

Sambil kami berjalan di pinggir-pinggir tempat itu, jiwa-jiwa menghulurkan tangan-tangan mereka kepada kami dan merayu belas kasihan. Mereka meminta Yesus membawa mereka keluar dari tempat itu, tetapi Tuhan tidak akan sekali-kali pun melihat mereka.

Kemudian kami mula memasuki ke bahagian-bahagian yang berbeza. Kami tiba di bahagian neraka yang paling dahysat, di mana penyeksaan-penyeksaan yang paling teruk berlaku; bahagian tengah neraka. Bentuk-bentuk penyeksaan yang paling tertumpu; penyeksaan-penyeksaan sedemikian yang seseorang manusia tidak dapat ucapkan. Hanya orang-orang yang ada di sini adalah mereka yang mengenal Yesus dan Firman Allah. Mereka adalah pastor-pastor, evangelis-evangelis, mubaligh-mubaligh dan banyak jenis orang yang telah menerima Yesus suatu ketika dahulu dan tahu kebenaran; tetapi hidup secara dua bahagian/sifat.

Ada juga orang-orang yang berhenti dari jalan baik dan kembali ke jalan buruk yang dahulu; penderitaan mereka adalah seribu kali lebih berat daripada yang lain. Mereka berteriak dan merayu Tuhan untuk belas kasihan, tetapi Firman Tuhan berkata dalam kitab Ibrani 10:26-27, “Kerana jika kita sengaja terus berbuat dosa selepas memperolehi pengetahuan tentang kebenaran, maka tiada lagi korban untuk dosa-dosa, tetapi hanya satu pengharapan yang menggerunkan menantikan penghakiman dan api yang mengganas yang akan menjilat mereka yang menentang Allah.”

Ada jiwa-jiwa berada di sana kerana mereka telah berkhutbah, berpuasa, menyanyi dan mengangkat tangan-tangan mereka di dalam gereja tetapi di jalan-jalan dan di rumah-rumah, mereka dalam perzinaan, persetubuhan yang haram, pembohongan dan rompakan. Kita tidak boleh berbohong kepada Allah. Alkitab berkata bahawa sesiapa yang kepadanya telah banyak diberi, banyak jugalah yang akan dikehendaki daripadanya (Luk 12:48).

Allah kemudian mengizinkan kami melihat dua perempuan yang pada suatu ketika dahulu adalah saudari-saudari Kristian semasa di bumi. Tetapi mereka tidak hidup secara kemuhsinan di depan Tuhan. Yang satu berkata kepada yang satu lagi, “Kamu bedebah yang celaka! Ini adalah salahmu yang saya berada di tempat ini! Kamu tidak mengkhabarkan kepada saya injil suci! Dan kerana kamu tidak memberitahu saya tentang kebenaran, saya sekarang berada di sini di neraka!” Mereka akan mengatakan hal-hal ini kepada satu sama lain di tengah-tengah api, dan mereka membenci satu sama lain kerana tiada kasih, belas kasihan atau pengampunan di neraka.

Ada beribu-ribu jiwa yang mengetahui Firman Allah tetapi hidup mereka tidak bersih di depan kehadiran Tuhan yang suci. “Kamu tidak dapat bermain-main dengan Tuhan atau dengan api neraka!” Tuhan berkata. Dia juga memberitahu kami, “Anak-anak Saya, semua penderitaan di bumi yang ditumpukan di hanya satu tempat adalah tidak ada apa-apa, TIDAK ADA APA-APANYA bila dibandingkan dengan penderitaan yang seseorang ada di bahagian-bahagian neraka yang terbaik.” Jika ia adalah dahsyat untuk mereka menderita paling kurang di dalam neraka, lagi teruk bagi mereka yang berada di pusat neraka, mereka yang pada suatu ketika dahulu mengetahui Firman Tuhan dan meninggalkannya. Kemudian Tuhan memberitahu kami bahawa kita boleh bermain dengan api di bumi, tetapi jangan sekali-kali dengan api di dalam neraka.

Kami meneruskan berjalan melalui tempat-tempat yang berbeza dan Tuhan menunjukkan kepada kami banyak orang yang berlainan. Kami boleh melihat yang semua orang di sana ada kira-kira enam jenis seksaan. Ada jiwa-jiwa yang sedang diseksa oleh setan-setan dengan semua jenis hukuman. Satu lagi hukuman yang dahsyat adalah suara hati sendiri yang berkata, “Ingat ketika mereka memberi khutbah kepada kamu, ingat ketika kamu mendengar Firman Allah, ingat ketika mereka memberitahu kepada kamu tentang neraka dan kamu mentertawakan tentangnya!” Suara hati mereka sendiri menyeksa mereka; hanya seperti cacing-cacing yang melintasi seluruh tubuh mereka, seperti api membinasa yang beribu-ribu kali lebih panas daripada yang kita ketahui. Inilah ganjaran yang syaitan ada untuk semua yang mencari dan mengikuti dia.

Firman Tuhan berkata di Wahyu 21:8, “Tetapi pengecut-pengecut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang yang keji, pembunuh-pembunuh, orang-orang yang tidak bermoral, orang-orang yang mengamalkan ilmu sihir, dan penyembah-penyembah berhala, dan semua pembohong-tempat mereka akan ada di dalam tasik yang merah menyala dengan sulfur membakar. Ini adalah kematian kedua.”

Berikutnya, Tuhan menunjukkan kepada kami seorang lelaki yang telah membunuh enam orang. Enam orang ini sekarang mengelilinginya, dan berteriak kepadanya, “Ini adalah salah kamu yang kami semua ada di tempat ini, SALAHMU!” Pembunuh tersebut cuba menutup telinga-telinganya kerana dia tidak mahu mendengar mereka, tetapi dia tidak dapat mengelakkan daripada mendengar kerana di dalam neraka, semua derianya adalah lebih sensitif.

Jiwa-jiwa di tempat tersebut diseksa dengan kehausan yang tidak tertahan yang tidak dapat dipuaskan dalam apa carapun; seperti cerita Alkitab tentang Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19). Orang kaya di dalam Neraka mahu hanya satu titik air, kerana itu akan mencukupi. Firman Tuhan berkata dalam Yesaya 34:9, “Sungai-sungai Edom akan berubah menjadi tar dan tanahnya menjadi belerang; tanahnya akan menjadi tar yang membakar.”

Fruit Tree of fireDi tempat tersebut, setiap jiwa adalah di tengah-tengah api. Orang-orang nampak khayalan-khayalan sungai-sungai yang jernih seperti kristal di tengah-tengah api; tetapi apabila mereka cuba mencapai mereka, sungai-sungai berubah menjadi api. Mereka juga nampak pokok-pokok dengan buah yang mengeluarkan air; tetapi apabila mereka cuba mengambil mereka, tangan-tangan mereka akan terbakar dan setan-setan akan mengejek mereka.

Kemudian Allah membawa kami ke satu tempat yang lebih teruk daripada tempat-tempat yang lain yang kami pernah lihat. Kami nampak tasik api dan belerang. Di satu tepi tasik itu ada satu tasik yang lebih kecil. Di dalam tasik yang lebih kecil, ada berjuta-juta jiwa yang melaung-laung dan merayu kepada Tuhan untuk berbelas kasihan terhadap mereka. Mereka berkata kepadaNya, “Tuhan tolong! Bawalah kami keluar dari sini untuk hanya sebentar! Tolong berikan saya peluang untuk saya keluar!!!” Bagaimanapun, Tuhan tidak dapat berbuat apa-apa untuk mereka kerana penghakiman mereka sudah ditentukan.

Di kalangan berjuta-juta orang, Tuhan mengizinkan kami untuk menumpukan perhatian ke satu lelaki yang badannya separuh tenggelam di dalam tasik api. Tuhan membenarkan kami memahami dan mengetahui fikiran-fikirannya. Nama lelaki tersebut adalah Mark. Kami amat hairan dengan apa yang lelaki ini katakan kepada dirinya sendiri, dalam fikiran-fikirannya. Kami belajar satu pelajaran yang abadi ketika kami mendengar fikiran-fikirannya yang berikut, “Saya akan berikan apa saja untuk berada di tempat kamu sekarang! Saya akan berikan apa saja untuk kembali ke bumi hanya untuk satu minit. Saya tidak akan peduli jika saya adalah yang paling muram, paling sakit, paling dibenci, atau orang yang paling miskin di dunia, saya akan berikan apa saja untuk kembali! Hanya untuk seminit di bumi.” Tuhan Yesus kemudian memegang tangan saya. Yesus menjawab fikiran-fikiran Mark dengan berkata, “Mark, kenapa kamu ingin kembali ke bumi walaupun hanya untuk satu minit?” Dengan satu suara tangisan dan terseksa, dia menjawab Yesus, “Tuhan! Saya akan berikan apa saja untuk kembali ke bumi hanya untuk satu minit semata-mata untuk bertaubat dan diselamatkan.”

Apabila Tuhan mendengar apa yang Mark katakan, saya nampak darah mengalir dari luka-luka Yesus dan air mata memenuhi mataNya sambil Dia berkata, “Mark, ia sudah terlambat untuk kamu! Cacing-cacing telah ditetapkan sebagai tempat tidur kamu dan cacing-cacing akan menyelimuti kamu.” (Yesaya 14:11). Apabila Tuhan mengatakan ini kepadanya, dia tenggelam ke dalam tasik untuk selama-lamanya. Malangnya, semua jiwa-jiwa ini tidak mempunyai harapan lagi. Hanya kita yang ada di bumi mempunyai peluang untuk bertaubat pada hari ini dan pergi ke Syurga bersama Tuhan kita Yesus Kristus.

Saya akan digantikan oleh saudari saya untuk meneruskan kesaksian ini, terima kasih.


--- Kesaksian Kedua, Lupe ---

Allah memberkati kamu saudara-saudara saya yang dikasihi. Mari membaca Firman Tuhan dari Mazmur 18:9, “Dia menundukkan angkasa raya dan turun ke bawah; kegelapan yang tebal adalah di bawah kakiNya.” Apabila Tuhan mencapai untuk tangan saya, saya mengambil tanganNya dan kami mulai turun ke bawah melalui terowong. Terowong tersebut bertambah gelap dan lebih gelap sehingga pada suatu takat yang saya tidak boleh pun melihat tangan saya yang satu lagi, yang tidak memegang tangan Tuhan.

Tiba-tiba, kami melewati sesuatu yang sangat gelap dan berkilau-kilauan; yang sedang berbunyi. Kegelapan adalah begitu tebal, tangan kamu tidak akan dapat pun mencari dinding-dinding terowong tersebut. Kami turun begitu cepat, sehingga saya rasakan seperti roh saya dipisahkan dari tubuh saya.

Tidak lama lagi, saya menyedari suatu bau yang sangat busuk; seperti bau daging reput. Ia bertambah teruk setiap masa. Kemudian saya terdengar suara-suara berjuta-juta jiwa. Mereka tidak putus-putus berteriak, melaung-laung dan mengerang. Saya begitu ketakutan sehingga saya berpaling kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, ke mana Engkau akan membawa saya?” Tuhan berbelas kasihanlah kepada saya! Tolonglah berbelas kasihan kepada saya!” Tuhan hanya berkata, “Ia adalah perlu untuk kamu melihat ini, supaya kamu dapat menceritakannya kepada setiap orang.”

HellKami terus turun ke bawah melalui terowong yang seperti trompet shingga kami sampai di tempat yang gelap sama sekali. Seperti menarik satu tirai yang berat dari mata saya, saya kemudiannya nampak berjuta-juta lidah api. Lebih teruk, saya mendengar jeritan-jeritan yang terseksa tetapi tidak dapat melihat sesiapa pun. Saya betul-betul ketakutan. Saya berkata kepada Tuhan, “Oh tolong Tuhan berbelas kasihanlah kepada saya! Oh tolong Tuhan berbelas kasihanlah kepada saya! Jangan bawa saya ke tempat ini! Ampunilah saya!” Pada masa ini, saya tidak berfikir bahawa saya hanyalah seorang penonton di di neraka, saya fikir ia adalah hari perhitungan. Berdiri di depan Tuhan Yesus, saya bergegar dengan teruk kerana saya betul-betul fikir ini adalah akhir hidup saya.

Kami mendekati ke satu lidah api di depan kami; ia sangat besar dan membakar dengan kemarahan yang meluap-luap. Saya meneruskan ke bawah dengan perlahan-lahan, melihat banyak lidah api dan mendengar berjuta-juta jiwa yang menangis dengan satu suara.

Table with bottlesKemudian saya melihat sebuah meja kayu yang tidak dibinasakan oleh api. Ia ada apa yang kelihatan seperti botol-botol bir di atasnya. Ini nampak macam menyegarkan, tetapi semua itu adalah penuh dengan api. Sambil saya memerhatikan ini, seorang lelaki tiba-tiba muncul. Dagingnya hampir seluruhnya dimusnahkan. Dia telah kehilangan matanya, mulutnya dan semua rambutnya dalam api. Dia dapat melihat saya, walaupun dia tidak mempunyai mata. Saya beritahu kepada kamu, jiwa seseoranglah yang berfikir, menaakul dan benar-benar melihat; bukan tubuh semula jadi kamu.

Lelaki itu menghulurkan tangannya yang kurus kepada Tuhan dan mula berteriak, “Tuhan, berbelas kasihan kepada saya! Tuhan, berbelas kasihan kepada saya! Saya dalam kesakitan! Saya sedang terbakar! Tolonglah berbelas kasihan dan bawa aku keluar dari tempat ini!” Tuhan melihat dia dengan perasaan iba, dan saya mula merasakan sesuatu yang hangat di tangan saya. Saya melihat dan ia adalah darah…darah Yesus! Darah Tuhan mengalir dari tanganNya sementara Dia memerhatikan lelaki tersebut yang menderita dan diliputi dalam api.

Kemudian lelaki tersebut mengalihkan tatapannya ke arah meja dan berjalan ke arah botol-botol. Dia mengambil dengan cepat satu botol tetapi apabila dia hampir meminumnya, api dan asap meluru keluar dari botol tersebut. Dia meletakkan kepalanya ke belakang dan menjerit seperti yang saya belum pernah terdengar sebelumnya. Dia menangis dalam kesakitan dan kesedihan yang sangat besar dan kemudian mulai meminum apa yang ada di dalam botol ini. Tetapi botol tersebut penuh dengan asid dan kerongkongnya kesemuanya dibinasakan olehnya. Kamu boleh nampak asid melalui perutnya dan menyakitinya.

Angka 666 terukir pada dahi lelaki ini. Pada dadanya ada sebuah plat yang diperbuat daripada sesetengah jenis logam yang tidak diketahui yang tidak dapat dibinasakan, walaupun oleh bahang ataupun cacing-cacing. Ia ada beberapa huruf tertulis di atasnya, tetapi kami tidak dapat memahaminya. Tuhan, dalam belas kasihanNya yang sangat besar, memberikan kami satu penterjemahan apa yang tertulis. “Saya berada di sini kerana saya adalah seorang pemabuk.” Dia merayu Tuhan untuk belas kasihan, tetapi Firman Allah adalah sangat jelas apabila ia memberitahu kami dalam 1 Korintus 6:10, “pencuri-pencuri, orang-orang tamak, pemabuk-pemabuk, pemfitnah-pemfitnah, dan perompak-perompak tidak akan mewarisi Kerajaan Allah.”

Tuhan menunjukkan kepada saya detik-detik terakhir lelaki ini di bumi, betul-betul seperi satu wayang atau filem. Ia seperti sebuah skrin televisyen yang menunjukkan saya saat-saat terakhirnya sebelum menemui ajal. Nama lelaki tersebut ialah Luis dan dia sedang minum di dalam satu bar. Saya nampak meja yang sama dan botol-botol yang sama di dalam bar itu. Sekeliling meja ini adalah sahabat-sahabatnya. (Saya boleh beritahu kamu sekarang ini, hanya ada SEORANG SAHABAT YANG SEJATI, dan namaNya adalah Yesus Kristus. Dia adalah sahabat yang setia). Luis sedang minum dan sahabat-sahabatnya sudah mabuk. Sahabat terbaiknya mengambil sebuah botol, memecahkannya dan mulai menikam Luis. Apabila dia nampak Luis terbaring di atas lantai, dia melarikan diri, tetapi Luis berdarah sehingga mati di atas lantai. Perkara yang paling menyedihkan adalah dia mati tanpa Tuhan.

Di tengah-tengah semua ini, ketika semua jiwa-jiwa di neraka menjerit-jerit, saya bertanya kepada Tuhan, Oh Tuhan, tolong beritahu saya, adakah lelaki ini tahu tentang penyelamatan Engkau? Kemudian Tuhan menjawab dengan sedih, Ya Lupe, dia tahu tentang Saya. Dia menerima Saya sebagai penyelamat peribadinya, tetapi dia tidak melayani Saya.” Kemudian saya merasa lebih takut lagi. Luis menangis lebih kuat dan berteriak, “Tuhan ini menyakitkan! Ini menyakitkan! Tolong berbelas kasihanlah kepada saya!” Dia menghulurkan tangannya lagi ke arah Tuhan, tetapi Yesus sebaliknya mengambil tangan saya dan kami berjalan pergi dari lidah api tersebut. Api-api yang membinasakan Luis menjadi lebih ganas, dan dia berteriak dengan lebih kuat, “Berbelas kasihanlah kepada saya! Berbelas kasihanlah kepada saya!” Dia kemudiannya hilang di dalam api-api tersebut.

Kami meneruskan berjalan, tempat ini adalah sangat besar dan menakutkan! Kami mendekati satu lidah api yang lain dan saya berkata pada Tuhan, “Tuhan, jangan! Tolong saya tidak mahu melihat lagi! Saya merayu Engkau mengampuni saya! Tolonglah mengampuni saya! Saya tidak mahu melihat ini!” Jadi saya menutup mata saya, tetapi ia tidak berguna, terbuka atau tertutup, saya masih melihat semua. Lidah api ini mulai turun perlahan-lahan dan saya mulai nampak seorang perempuan. Dia diliputi dengan lumpur dan lumpur tersebut penuh dengan cacing-cacing. Dia ada tinggal sedikit rambut, dan dia bersalut dengan lumpur yang penuh dengan cacing. Dia dimakan oleh cacing-cacing di sekelilingnya dan dia berteriak, “Tuhan berbelas kasihanlah kepada saya! Tuhan berbelas kasihan kepada saya dan ampuni saya! Tengoklah saya! Ini menyakitkan! Berbelas kasihanlah kepada saya! Usir cacing-cacing ini! Bawalah saya keluar dari penyeksaan ini kerana ia sangat menyakitkan!” Tuhan hanya melihatnya dengan kesedihan yang sangat mendalam. Sambil kami memegang tanganNya, kami boleh merasakan kesakitan dan kesedihan di dalam hati Tuhan untuk semua jiwa-jiwa yang hilang, abadi terbakar di dalam api-api neraka.

Perempuan ini tidak mempunyai mata atau bibir, tetapi dia masih boleh melihat dan merasa; semua kesakitan hanya lebih kuat. Dia ada sebuah botol di tangannya, penuh dengan asid, tetapi dia percaya yang ia adalah minyak wangi. Saya boleh melihat bahawa ia adalah asid dan setiap kali dia menyembur badannya, ia membakar dia. Walau bagaimanapun, dia masih membubuhkannya ke tubuhnya berulang-ulang. Dia terus berkata yang ia adalah minyak wangi yang mahal. Dia juga percaya bahawa dia sedang memakai kalung yang cantik, tetapi apa saya nampak adalah ular-ular melilit sekeliling lehernya. Dia percaya bahawa dia sedang memakai rantai-rantai tangan yang sangat mahal, tetapi saya nampak mereka sebenarnya adalah cacing-cacing, kira-kira satu kaki panjang, dengan berang mengorek ke dalam tulang-tulangnya. Dia berkata bahawa barang kemas adalah semua yang dia ada, tetapi saya nampak kala jengking-kala jengking dan cacing-cacing di seluruh tubuhnya. Dia mempunyai satu plat logam, yang semua orang pakai di neraka. Ia dibaca “Saya berada di sini kerana merompak”.

Perempuan ini tidak mempunyai penyesalan untuk dosanya. Tuhan bertanya padanya, “Magdalena, mengapa kamu ada di tempat ini?” Dia menjawab, “Saya tidak kisah untuk mencuri daripada yang lain. Hanya satu hal yang saya ambil peduli adalah memiliki barang kemas saya dan mendapatkan lebih banyak minyak wangi yang lebih mahal. Saya tidak peduli siapa yang saya rompak, asalkan saya kelihatan bagus.”

Saya memegang tangan Tuhan sambil saya melihat cacing-cacing menggorok (mengorek) melalui keseluruhan tubuhnya. Magdalena berpusing sekeliling mencari sesuatu. Saya bertanya kepada Tuhan sekali lagi, “Tuhan, adakah dia mengenalMu?” Dan Tuhan menjawab, “Ya, orang ini mengenal Saya”.

Magdalena mula melihat sekeliling, berkata, “Tuhan di manakah perempuan yang bercakap kepada saya tentang Engkau? Di manakah Dia? Saya telah berada di neraka selama 15 tahun.” Semua orang yang di neraka boleh mengingati segalanya. Magdalena terus bertanya, “Di manakah perempuan ini? Saya tidak nampaknya!” Saya tahu badannya tidak boleh berpusing kerana dagingnya tetap dalam posisi yang sama. Dia berusaha untuk berpusing untuk melihat ke dalam lidah-lidah api yang lain, untuk mencari perempuan yang bercakap kepadanya mengenai Allah. Tuhan menjawab, Tidak! Tidak, Magdalena, dia tidak ada di sini. Perempuan yang memberitahu kamu tentang Saya ada bersama Saya di dalam Kerajaan Syurga.”

Sebaik saja mendengar ini, dia melemparkan dirinya ke dalam lidah-lidah api dan ini membakarnya lebih banyak. Plat logamnya menghukum dia sebagai seorang pencuri. Saya mahu kamu baca dalam Firman Tuhan di dalam Yesaya 3:24, “Maka, sebalik bau yang harum, akan ada bau busuk; sebalik seikat tali pinggang, satu tali; sebalik rambut yang teratur dengan baik, botak; sebalik sehelai jubah yang kaya, sehelai pembalut kain berkabung; sebalik kecantikan, tanda selar.”

Sambil kami meneruskan perjalanan bersama Tuhan, saya nampak satu tiang yang sangat besar yang dipenuhi dengan cacing-cacing. Sekelilingnya ada sebuah gelongsor yang diperbuat daripada logam yang merah panas. Di atas tiang ini, ada sebuah papan iklan yang boleh dilihat dari mana-mana. Papan iklan ini membaca, “Selamat datang semua pembohong dan tukang gosip.” Di hujung gelongsor ini ada satu lagun kecil yang mendidih. Ia nampak seperti belerang yang membakar. Kemudian saya nampak seorang yang telanjang bulat turun gelongsor tersebut. Sambil mereka, menggelongsor, kulit mereka akan terkupas dan melekat ke gelongsor. Apabila mereka jatuh ke dalam lagun membakar tersebut, lidah mereka mengembang sehingga meletup dan cacing-cacing muncul di tempat lidah. Ini memulakan penyeksaan mereka. Firman Allah berkata dalam Mazmur 73:18-19, “Sudah tentu Engkau meletakkan mereka di tempat-tempat yang licin; Engkau membuang mereka ke dalam kebinasaan. Mereka dibawa ke tempat yang lengang dan terbiar, seperti sekejap sahaja! Mereka betul-betul dibinasakan dengan kegerunan-kegerunan!”

Selepas melihat ini, kami dibawa balik, keluar dari Neraka. Saya hanya mahu memberitahu kamu bahawa Syurga dan Neraka adalah lebih nyata daripada alam fizikal ini yang kita kenali. Di sinilah di mana kamu memutuskan ke mana arah yang kamu mahu pergi; menghabiskan keabadian bersama Yesus atau ke satu neraka yang membakar. Tuhan asyik mengatakan kepada kami, “Tanpa kesucian tiada orang akan melihat saya, tanpa kesucian tiada orang boleh melihat saya” (Ibrani 12:14). Itulah sebabnya saya memberitahu kamu perkara yang sama sekarang, “Tanpa kesucian kamu tidak boleh melihat Tuhan.”


--- Kesaksian Ketiga, Sandra ---

Mari kita pergi ke Firman Tuhan di dalam Matius 10:28, “Janganlah takut kepada mereka yang membunuh tubuh tetapi tidak dapat membunuh jiwa; tetapi takutlah kepada Dia yang berupaya membinasakan kedua-dua jiwa dan tubuh di dalam neraka.”

Bila-bila masa saja seorang jiwa tiba di neraka, orang tersebut memperolehi satu tubuh kematian. Tuhan Yesus mengambil tangan saya dan kami mulai turun melalui sebuah terowong gelap yang sangat dalam yang membawa ke pusat bumi. Kami sampai di satu tempat yang ada beberapa pintu; satu daripadanya membuka dan kami masuk ke dalam dengan Tuhan. Saya tidak akan melepaskan tangan Tuhan, kerana saya tahu jika saya berbuat demikian, saya akan tinggal di neraka selama-lamanya.

People hung up on wallsSebaik saja memasuki pintu itu, saya nampak satu dinding yang sangat besar. Ada beribu-ribu orang digantung dari kepala mereka dengan cangkuk, dengan belenggu yang mengikat tangan-tangan mereka ke dinding. Kami juga nampak beribu-ribu orang berdiri di tengah-tengah lidah-lidah api di mana-mana sahaja.

Kami pergi ke depan satu daripada lidah-lidah api dan ia mulai turun dengan perlahan-lahan. Tidak lama lagi saya boleh melihat seorang di dalamnya, dan apabila dia berbicara, saya tahu boleh tahu dia adalah seorang lelaki. Lelaki tersebut memakai pakaian-pakaian pendeta (paderi), yang mana sama sekali kotor dan terkoyak. Cacing-cacing menggelongsor ke dalam dan keluar, di seluruh tubuh lelaki ini. Dia kelihatan hangus dan terbakar oleh api. Matanya dicabut keluar dan dagingnya mencair dan berjatuhan ke tanah. Tetapi selepas semua dagingnya habis jatuh; ia akan tumbuh balik, dan seluruh proses tersebut akan bermula semula.

Apabila dia nampak Yesus dia berkata, “Tuhan berbelas kasihanlah kepada saya, berbelas kasihanlah kepada saya! Tolong bawa saya keluar dari tempat ini untuk sekejap saja! Hanya seminit!” Pada dada lelaki ini ada satu plat logam yang dibaca, “Saya berada di sini kerana merompak”.

Apabila Yesus mendekati, Dia bertanya kepada lelaki tersebut, “Apakah nama kamu?” Lelaki tersebut menjawab, “Andrew, nama saya ialah Andrew, Tuhan” Tuhan bertanya, “Berapa lama kamu telah berada di sini?” Andrew menjawab, “Saya telah berada di sini sangat lama.” Dia berkata dia ada tanggung-jawab untuk memungut perpuluhan dan mengatur agihan kewangan kepada orang miskin di dalam Gereja Katolik. Namun demikian, dia sebaliknya akan mencuri wang tersebut. Dengan mata yang penuh belas kasihan, Tuhan bertanya kepada lelaki tersebut, “Andrew, adakah kamu pernah mendengar injil (berita baik)?” Andrew menjawab, “Ya Tuhan, ada seorang perempuan Kristian yang pergi ke gereja dan dia mengkhabarkan injil (berita baik) sekali, tetapi saya tidak mahu menerimanya. Saya tidak mahu mempercayainya, tetapi saya mempercayainya sekarang! Sekarang saya percaya bahawa ini adalah nyata! Tolong Tuhan bawa aku keluar dari sini, sekurang-kurangnya hanya untuk sekejap!”

Ketika dia berbicara, cacing-cacing sedang merangkak melalui lekuk matanya, keluar dari telinganya dan masuk ke dalam lagi melalui mulutnya. Dia cuba menarik mereka dengan tangannya tetapi ia adalah mustahil. Dia sedang berteriak dengan dahysat dan asyik merayu Allah untuk belas kasihan. Dia asyik meminta Yesus untuk membawa dia keluar dari tempat itu. Lebih teruk, ada setan-setan sedang menyeksa dia, sentiasa menusuk dia dengan lembing-lembing mereka. Setan-setan tersebut nampak betul-betul seperti salah satu daripada patung-patung mainan yang kita ada di sini di bumi yang dipanggil “The Jordanos”. Saya nampak patung-patung tersebut di dalam Neraka, tetapi mereka bukan patung-patung lagi; mereka hidup dan jahat (seperti setan-setan). Mereka kira-kira tiga kaki tinggi dan mempunyai gigi-gigi yang sangat tajam. Darah keluar dari gigi mereka dan mata mereka merah sama sekali.

Mereka sedang menikam Andrew dengan segala kekuatan mereka, dan juga semua yang ada di bahagian-bahagian neraka ini. Apabila saya memerhatikan ini, saya bertanya kepada Tuhan bagaimanakah seorang patung yang ada di bumi boleh kelihatan betul-betul seperti setan itu. Tuhan memberitahu saya bahawa ini adalah roh-roh kesedihan.

Sambil kami teruskan, kami nampak beribu-ribu orang di dalam penyeksaan. Setiap kali satu jiwa nampak Tuhan, mereka cuba mencapaiNya dengan tangan-tangan mereka yang kurus kering. Saya nampak seorang perempuan yang mula berteriak apabila dia nampak Yesus. Dia menjerit, “Tuhan tolonglah berbelas kasihan kepada saya! Bawalah saya keluar dari tempat ini!” Dia menderita dengan banyak dan dia menghulurkan tangan-tangannya kepada Tuhan. Dia asyik merayu kepadaNya untuk membawanya keluar dari tempat itu sekurang-kurangnya hanya untuk satu saat. Dia dalam keadaan telanjang bulat dan diliputi dengan lumpur. Seluruh rambutnya kotor dan cacing-cacing menggelongsor naik dan turun tubuhnya. Dia cuba menarik mereka dengan tangannya, tetapi setiap kali dia mengikis keluar beberapa ekor cacing, mereka bertambah lebih banyak. Cacing-cacing tersebut adalah kira-kira 6-8 inci panjang. Firman Tuhan berkata dalam Markus 9:44, “Di mana cacing-cacing mereka tidak mati dan api tidak dipadamkan.”

Ia adalah sangat dahysat untuk melihat perempuan ini dan mendengar jeritan-jeritannya sambil cacing-cacing tersebut lahapnya memakan dagingnya. Ada satu plat logam terbenam di dalam dadanya yang tidak dapat dibinasakan oleh lidah-lidah api. Ia dibaca, “Saya berada di sini kerana berzina (“fornication”)”. Dengan cara yang sama untuk dosanya, perempuan ini dipaksa untuk berzina di dalam neraka dengan seekor ular yang sangat menjijikkan dan gemuk. Ular ini mempunyai duri-duri yang sangat besar di sekeliling badannya, kira-kira 6-8 inci panjangnya. Ular itu menembusi bahagian-bahagian peribadinya dan mengembara naik tubuhnya sehingga kerongkongnya. Apabila ular itu memasukinya, dia mulai menjerit.

Dia merayu kepada Tuhan dengan lebih kuat untuk membawanya keluar dari tempat tersebut, “Tuhan, saya di sini kerana perzinaan (“fornication”), saya sudah berada di sini selama tujuh tahun, sejak saya meninggal dunia kerana AIDS. Saya mempunyai enam kekasih, dan saya di sini untuk perzinaan (“fornication”).” Di dalam neraka dia terpaksa mengulangi dosanya lagi dan lagi. Dia tiada rehat baik siang ataupun malam, menderita dengan cara yang sama setiap masa. Dia cuba menghulurkan tangan-tangannya ke arah Tuhan, tetapi Tuhan hanya memberitahunya, “Blanca, ia sudah terlambat untuk kamu. Cacing-cacing akan menjadi tempat tidur kamu, dan cacing-cacing akan meliputi kamu” Yesaya 14:11. Apabila Tuhan mengatakan perkataan-perkataan itu, satu selimut api meliputinya, dan saya tidak dapat melihatnya lagi.

Lake of FireKami terus berjalan, nampak beribu-ribu orang. Ada orang-orang muda, orang-orang dewasa, dan orang-orang tua yang menderita di dalam penyeksaan. Kami sampai di dalam satu tempat yang kelihatan seperti satu kolam renang api yang besar, dengan beribu-ribu lelaki dan permempuan di dalamnya. Setiap daripada mereka mempunyai plat logam di atas dadanya yang dibaca: “Saya berada di sini kerana tidak memberikan perpuluhan dan persembahan”. Apabila saya membaca itu, saya bertanya pada Tuhan, “Tuhan, bagaimana ini boleh terjadi, bahawa orang-orang itu berada di sini untuk sebab ini?” Tuhan menjawab, “Ya, kerana orang-orang ini berfikir bahawa perpuluhan dan persembahan itu tidak penting, apabila Firman Tuhan menunjukkan ia sebagai satu perintah.” Dalam Maleakhi 3:8-9, ia berkata, “Bolehkah seorang manusia merompak Allah? Namun kamu sedang merompak Saya. Tetapi kamu berkata, “Bagaimanakah kami merompak Engkau?” Dalam perpuluhan dan persembahan. Kamu telah disumpah dengan sumpahan, kerana kamu merompak Saya, kamu seluruh bangsa!

Tuhan memberitahu saya bahawa apabila UmatNya menahan pemberian perpuluhan-perpuluhan mereka, ia menghalang pekerjaan Tuhan, dan kemudian Injil (Berita Baik) tidak dikhabarkan. Orang-orang di dalam tempat ini menderita seribu kali lebih buruk daripada yang lain, kerana mereka tahu Firman Tuhan dan tidak patuh.

Kami meneruskan perjalanan dan Tuhan menunjukkan kepada saya seorang lelaki. Saya boleh melihat dari pinggangnya hingga kepalanya, dan saya mula menerima satu visi bagaimana dia mati. Namanya ialah Rogelio. Dia ada di dalam keretanya ketika seseorang mendekatinya untuk mengkhabarkan injil kepadanya, dan memberinya sebuah alkitab. Tetapi Rogelio tidak menghiraukan amaran orang tersebut dan meneruskan perjalanannya, tanpa mengetahui bahawa dalam beberapa minit kemudian keretanya akan terhempas. Ia jatuh ke dalam satu pinggir gunung yang tinggi, dan dia tidak lama kemudian mati.

Ketika dia terhempas, alkitab terbuka ke Wahyu 21:8, “Tentang yang pengecut, bagaimanapun, dan yang tidak percaya, dan yang berperangai jahat, pembunuh-pembunuh, yang tidak bermoral, yang mengamalkan ilmu-ilmu sihir, dan penyembah berhala, dan semua pembohong- bahagian mereka adalah di dalam tasik yang membakar dengan api dan belerang. Ini adalah kematian kedua.” Apabila Rogelio membaca ayat ini, dia mati dan tiba di neraka.

Dia hanya berada di sana untuk satu bulan dan masih mempunyai sedikit daging di mukanya. Bagaimanapun, dia menderita seperti semua orang lain. Pada awalnya, dia tidak tahu kenapa dia ada di dalam neraka. Saya fikir apabila Kristian itu mendekati keretanya, ia adalah satu-satunya peluang yang terakhir untuknya menerima Tuhan Yesus. Cara yang sama untuk banyak orang yang mempunyai peluang untuk menerimaNya. Hari ini, saya mengundang kamu untuk membuka hati kamu kepada Yesus; Dialah seorang diri adalah jalan, kebenaran dan kehidupan (Yohanes 14:6). Hanya melalui Dia kita boleh diselamatkan ke dalam Kerajaan Surga (Kisah Rasul-Rasul 4:12). Tuhan juga meminta kita untuk mengikuti cara-caraNya dalam kesucian dan penghormatan. Allah memberkati kamu.


--- Kesaksian Keempat ---

Allah memberkati kamu, saudara-saudara. Apabila Tuhan mengambil tangan saya, saya boleh nampak yang saya berdiri di atas satu batu, dan di belakang kami, saya nampak seorang malaikat. Kami mula turun ke bawah melalui sebuah terowong dengan sangat laju. Dengan cepat, saya berpusing dan nampak malaikat tersebut sudah menghilang, dan saya merasa sangat takut. Saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, di manakah malaikat tersebut? Kenapa dia tidak ada di sini lagi?” Tuhan berkata, “Dia tidak boleh pergi ke tempat yang kita akan tuju.”

Kami terus menuju ke bawah dan kemudian berhenti dengan tiba-tiba, seperti sebuah lif. Saya nampak beberapa terowong; dan kami masuk melalui terowong yang saudari saya, Sandra katakan. Terowong di mana orang-orang bergantung dari cangkuk dengan kepala mereka, dengan belenggu-belenggu di pergelangan-pergelangan tangan mereka. Di dinding yang mempunyai orang-orang di atasnya seolah-olah panjangnya tidak terbatas. Berjuta-juta orang bergantung di atasnya. Mereka mempunyai cacing-cacing di seluruh tubuh-tubuh mereka. Saya melihat ke depan dan nampak bahawa ada satu lagi dinding, betul-betul sama seperti yang satu lagi. Saya berkata kepada Tuhan, “Tuhan! Ada banyak sekali orang-orang di tempat ini!” Dengan segera, satu ayat alkitab masuk ke dalam minda saya; satu yang saya tidak kenali. Tuhan memberitahu saya, Neraka dan Kebinasaan (“Sheol”) sentiasa lapar.” (Amsal 27:20).

Cauldron of fireKami meninggalkan tempat itu dan tidak lama kemudian tiba di suatu tempat yang kami panggil, “Lembah Kawah-Kawah”. Kawah-kawah ini dipenuhi dengan lumpur yang mendidih, dan kami mendekati salah satu daripada mereka. Orang yang pertama saya nampak adalah seorang perempuan. Tubuhnya terapung-apung dan tenggelam dengan lumpur mendidih, tetapi apabila Tuhan melihat kepadanya, dia berhenti bergerak dan kekal tergantung di dalam lumpur di paras pinggang. Tuhan bertanya, “Perempuan apa nama kamu?” Dia menjawab, “Nama saya ialah Rubiella.”

Rambutnya penuh dengan lumpur mendidih dan daging bergantungan dari tulang-tulangnya, yang mana hitam dan hangus akibat api. Cacing-cacing masuk melalui lubang-lubang matanya, keluar dari mulutnya, masuk lagi melalui hidungnya dan keluar dari telinganya. Apabila cacing-cacing tersebut tidak dapat masuk, mereka hanya membuat satu lubang untuk masuk ke dalam bahagian-bahagian tubuhnya yang lain, yang mana mengakibatkan rasa sakit yang tidak dapat digambarkan.

Dia berteriak, “Tuhan, tolong! Bawa aku keluar dari tempat ini. Berbelas kasihanlah kepada saya! Saya tidak dapat meneruskan seperti ini lebih lama lagi! Hentikan ini Tuhan! Saya tidak tahan ini lagi! Tolong berbelas kasihan kepada saya!” Tuhan menanyakan kenapa dia ada di sana. Dia berkata dia ada di sana kerana keangkuhan, yang mana perkataan yang sama tertulis di atas plat logam di atas dadanya. Di dalam tangannya ada botol yang kelihatan biasa, tetapi baginya ia kelihatan seperti minyak wangi yang sangat mahal. Rubiella terpaksa mengambil botol tersebut, yang mana penuh dengan asid, dan menyemburkannya ke seluruh tubuhnya. Ini mengakibatkan, semua dagingnya yang disembur mencair, menyebabkannya kesakitan yang sangat besar.

Dia berteriak kepada Tuhan, “Tuhan tolong, berbelas kasihan kepada saya! Saya tidak boleh ada di sini lebih lama lagi! Hanya satu saat Tuhan.” Saya tidak mengatakan bahawa ia adalah satu dosa apabila menggunakan minyak wangi, tetapi Tuhan memberitahu kami bahawa perempuan tersebut ada di sana kerana minyak wanginya, sebagaimana Firman Tuhan memberitahu kami di dalam Ulangan 5:7, “Kamu tidak akan ada allah-allah yang lain di hadapan Saya.” Dia ada di sana kerana kecantikannya, minyak wanginya dan keangkuhan adalah yang tempat pertama dalam hidupnya. Bagaimanapun, Tuhan Yesus adalah Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan; itulah sebabnya dia ada di sana. Dengan kesedihan, Tuhan melihat dia dan berkata, “Rubiella, ia sudah terlambat untuk kamu, cacing-cacing akan menjadi tempat tidur kamu, dan cacing-cacing akan meliputi kamu.” Apabila Tuhan berkata itu, satu selimut api dengan sepenuhnya menutupinya. Sementara tubuhnya sedang dibinasakan di dalam kawah itu, dia menderita kesakitan yang dahysat.

Kami kemudian bergerak jauh dari situ dan sampai di suatu tempat dengan pintu-pintu yang sangat besar. Ketika kami mendekati mereka, mereka terbuka untuk kami. Di satu sebelah, kami nampak satu gua yang gergasi. Ketika saya melihat ke atas, saya nampak cahaya-cahaya berwarna yang berlainan yang bergerak seperti satu awan asap. Tiba-tiba, kami mendengar musik; salsa, ballenato, rock dan berbagai jenis musik yang disukai ramai yang orang dengar dari radio. Tuhan menbuat satu gerakan dengan tanganNya, dan kami nampak berjuta-juta orang tergantung dengan rantai-rantai di tangan mereka. Mereka sedang melompat dengan liar di atas api.

Tuhan melihat kepada kami dan berkata, “Lihat, ini adalah upah-upah untuk para penari.” Mereka harus melompat ke atas dan ke bawah secara liar mengikut rentak musik. Jika salsa sedang dimainkan, mereka terpaksa melompat mengikut rentak itu, jika jenis musik yang lain sedang dimainkan, mereka terpaksa melompat mengikut rentak itu. Mereka tidak akan berhenti melompat. Tetapi lebih teruk daripada itu, kasut-kasut mereka ada 6 inci pancang-pancang di bahagian bawah. Bila-bila masa sahaja mereka melompat, ia akan menembusi kaki-kaki mereka, dan mereka tidak akan ada masa untuk berehat. Apabila seorang cuba berhenti, setan-setan akan datang serta-merta dan menikamnya dengan lembing-lembing, memaki mereka dan berkata, “Puji dia! Ini adalah kerajaanmu sekarang. Puji Syaitan! Puji dia! Kamu tidak boleh berhenti, puji dia! Puji dia! Kamu harus memuji dia! Kamu harus melompat! Kamu harus menari! Kamu tidak boleh berhenti satu saat pun.”

Ia adalah dahysat bahawa banyak daripada orang-orang tersebut adalah Kristian-Kristian yang mengenali Tuhan, tetapi mereka ada di dalam kelab-kelab malam apabila mereka mati. Mungkin kamu bertanya, “Di mana ia berkata di dalam Alkitab yang ia adalah salah untuk menari?” Dalam Yakobus 4:4, Firman Allah berkata: “Kamu sedarkah, kamu orang-orang berzina, yang persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Oleh itu barang siapa bertekad menjadi seorang sahabat dunia ini menjadi musuh Allah.” Juga dalam 1 Yohanes 2:15-17, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau apa yang ada di dalam dunia. Siapa yang mengasihi dunia tiada kasih Bapa di dalam hatinya, kerana semuanya yang ada di dalam dunia, iaitu keghairahan-keghairahan daging, keinginan-keinginan mata dan keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa tetapi dari dunia. Dan dunia dengan nafsunya sedang berlalu, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan kekal selama-lamanya.” Ingatlah dunia akan berlalu, semua ini akan binasa, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah berdiri selama-lamanya.

Sahabat-sahabat dan saudara-saudara saya, apabila kami meninggalkan tempat ini, kami nampak sesuatu seperti jambatan-jambatan yang membahagi neraka ke dalam bahagian-bahagian penyeksaan yang berlainan. Kami nampak satu roh berjalan di atas satu jambatan yang sempit. Ia kelihatan betul-betul seperti sebuah patung yang pernah kami lihat di bumi; kami panggil mereka harta karun kerdil yang jahat tetapi mesra. Mereka mempunyai warna rambut yang berlainan, dengan wajah orang tua tapi tubuh seorang budak; tanpa bahagian-bahagian seksual. Mata mereka penuh dengan kejahatan. Tuhan menjelaskan bahawa ini adalah roh-roh hilang. Roh ini mempunyai satu lembing di tangan-tangannya dan dia sedang berjalan dengan angkuh di atas jambatan sempit itu, seperti seorang ratu atau seperti seorang model landasan yang cantik.

Ketika dia berjalan, dia menikam orang-orang yang ada di bawahnya dengan lembingnya. Dia akan mencaci mereka dengan berkata, “Ingatkah hari tersebut di mana kamu berada di luar gereja Kristian dan kamu tidak masuk ke dalam? Ingatkah hari tersebut mereka menginjil kepada kamu dan kamu tidak mahu dengar? Ingatkah kamu hari tersebut di mana mereka memberikan kamu satu risalah injil dan kamu membuangnya?” Jiwa-jiwa yang hilang akan cuba menutup tempat di mana telinga-telinga mereka terletak dulu. Mereka akan menjawab setan tersebut, “Diam! Diam! Jangan beritahu saya lagi! Saya tidak mahu mengetahui lagi, diam!” Bagaimanapun, roh jahat tersebut seronok menikmati perbuatannya kerana kesakitan yang ia kenakan ke atas jiwa-jiwa tersebut.

BurningKami terus berjalan bersama Tuhan. Melihat sekumpulan orang-orang yang banyak, kami memerhatikan seorang lelaki yang berteriak lebih kuat daripada yang lain yang terbakar di sana. Dia berkata, “Bapa, Bapa, berbelas kasihanlah kepada saya!” Tuhan tidak berhenti untuk melihat lelaki ini, tetapi apabila Dia mendengar kata-kata “Bapa” Dia menggoncangkan kepalanya dan berpusing. Yesus melihat dia dan memberitahunya, “Bapa? Kamu memanggil saya, Bapa? Tidak, Saya bukan Bapa kamu dan kamu juga bukan anak lelaki Saya. Jika kamu anak lelaki Saya, kamu akan sekarang berada bersama Saya di dalam Kerajaan Syurga. Kamu adalah anak-anak lelaki bapa kamu, Syaitan”. Dengan serta-merta satu selimut api datang dan sepenuhnya menutupi tubuhnya.

Tuhan menceritakan kisah hidup lelaki tersebut. Lelaki tersebut memanggilNya, Bapa, kerana dia mengenaliNya. Dia dulu pergi ke gereja dan mendengar Allah melalui FirmanNya, dan dia telah menerima banyak janji-janji Allah. Jadi kami bertanya, “Apa yang terjadi Tuhan? Kalau begitu kenapa dia ada di sini?” Tuhan menjawab, “Dia hidup secara dua bahagian/sifat; dia hidup dengan satu cara di rumah, dan satu cara lagi di gereja. Dia fikir di dalam hatinya, “Baiklah, tiada seorang pun yang hidup dekat dengan saya, bukan pastor atau saudara yang lain, jadi saya boleh buat apa saja yang saya mahu’. Tetapi dia lupa bahawa mata Tuhan melihat segala tingkah laku kita dan tidak ada seorang pun boleh berbohong atau bersembunyi daripada Tuhan.”

Firman Tuhan memberitahu kita, “Jangan tertipu, Allah tidak boleh diperolok-olokkan. Kerana apa jua yang seseorang semai, itulah juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7). Lelaki ini menderita seribu kali lebih teruk daripada yang lain. Dia sedang membayar dengan hukuman dua kali ganda: satu untuk dosa-dosanya, dan satu kerana berfikir dia boleh menipu Tuhan.

Hari ini, orang-orang cuba menempatkan kedudukan keseriusan dosa-dosa; mereka berfikir homoseksual-homoseksual, pencuri-pencuri dan pembunuh-pembunuh adalah orang-orang yang berdosa yang lebih besar daripada pembohong-pembohong atau tukang gosip (kaki umpat). Tetapi di mata Tuhan, semua dosa ini mempunyai berat dan bayaran yang sama. Alkitab memberitahu kita, “Upah-upah dosa adalah maut” “Jiwa yang berdosa akan mati” (Roma 6:23) (Yehezkiel 18:20). Sahabat-sahabat dan saudara-saudara saya, saya mengajak kamu sekarang untuk menerima undangan Yesus. Yesus sedang menghulurkan tanganNya yang berbelas kasihan kepada kamu jika kamu bertaubat. Firman Tuhan memberitahu kita bahawa seorang yang mengubah tingkah lakunya dan bertaubat akan diberikan belas kasihan. Ia adalah lebih baik untuk percaya sekarang, daripada menunggu dan menemui cara yang susah kemudian hari. Allah memberkati kamu.


--- Kesaksian Kelima ---

Firman Tuhan memberitahu kita di dalam Roma 6:23, “Kerana upah-upah dosa adalah maut, tetapi pemberian Allah adalah hidup kekal di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Apabila kami turun ke bawah di sana, saya merasakan kesakitan dan pengalaman mati. Saya sangat ketakutan dengan apa yang saya nampak. Saya menyedari bahawa banyak, banyak orang di sana; semua berteriak dan menyeru. Ia adalah sepenuhnya kegelapan, tetapi dengan kehadiran Tuhan, kegelapan tersebut hilang. Kami nampak beribu-ribu jiwa menyeru untuk pertolongan dan belas kasihan. Mereka berteriak kepada Tuhan untuk membawa mereka keluar dari tempat itu. Kami juga merasakan kesakitan yang sangat besar kerana kami tahu Tuhan menderita dengan sangat besar bila-bila masa sahaja Dia nampak mereka.

Banyak yang berteriak kepada Tuhan untuk membawa mereka keluar hanya untuk satu minit, hanya untuk satu saat. Tuhan akan bertanya kepada mereka, “Kenapa kamu mahu keluar?”, dan mereka akan menjawab, “Kerana saya mahu diselamatkan! Saya mahu bertaubat dan diselamatkan!” Bagaimanapun, ia adalah sudah terlambat untuk mereka.

Orang yang dikasihi yang sedang mendengar saya sekarang, sekarang adalah satu-satunya peluang untuk memilih tempat penyelamatan yang kekal, atau tempat penghukuman yang kekal.

Kami turun ke bawah lebih jauh lagi. Saya nampak bahawa lantai di mana kami berjalan sedang dibinasakan oleh api; lumpur dan lidah-lidah api sedang keluar darinya. Ada juga bau yang teruk di mana-mana saja. Kami rasa sangat terganggu dan loya akibat bau dan teriakan-teriakan semua orang.

Soul trapped in burning mudKami nampak seorang lelaki, sangat jauh, yang terbenam sehingga pinggangnya di dalam lumpur yang terbakar. Bila-bila masa saja dia mengeluarkan lengan-lengannya, daging akan berjatuhan dari tulang-tulangnya, ke dalam lumpur tersebut. Kami boleh melihat ada satu kabus yang kelabu di dalam rangkanya, jadi kami bertanya kepada Tuhan apa itu. Jenis kabus ini ada di setiap orang di dalam neraka. Tuhan memberitahu kami ia adalah jiwa-jiwa mereka yang terperangkap di dalam tubuh berdosa; seperti yang tertulis di dalam Wahyu 14:11, “Dan asap penyeksaan mereka naik ke atas selama-lamanya; mereka tiada rehat siang dan malam, mereka yang menyembah binatang dan imejnya, dan siapa yang telah menerima tanda namanya.”

Kami mula memahami banyak perkara yang kami tidak pedulikan di bumi; lebih penting lagi, mesej yang paling jelas adalah hidup-hidup kita di atas bumi menentukan di mana kita akan menghabiskan masa kita dalam keabadian.

Sambil kami berjalan berpegangan tangan dengan Tuhan, kami menyedari Neraka mempunyai banyak tempat yang berlainan dengan pelbagai peringkat penyeksaan. Kami sampai di suatu tempat dengan banyak bilik penjara yang mengandungi jiwa-jiwa yang terseksa. Jiwa-jiwa tersebut sedang diseksa oleh berbagai jenis setan-setan. Setan-setan tersebut akan memaki jiwa-jiwa tersebut mengatakan, “Kamu orang celaka, puji Syaitan! Layani dia seperti kamu lakukan di bumi!” Jiwa-jiwa tersebut menderita dengan sangat dahsyat daripada cacing-cacing; api seperti asid di seluruh tubuh mereka.

Kami nampak dua lelaki di dalam sebuah bilik penjara, setiap orang ada pisau-pisau belati dan sedang menikam satu sama lain. Mereka akan berkata kepada satu sama lain, “Kamu orang celaka! Ini semua adalah kerana kamu yang saya berada di sini! Kamu membuat saya datang ke sini kerana kamu membutakan saya terhadap kebenaran dan tidak membenarkan saya mengenali Tuhan! Kamu tidak membenarkan saya menerima Dia! Banyak kali saya mempunyai peluang dan kamu tidak membenarkan saya menerima Dia! Itulah sebabnya saya berada di sini, diseksa siang dan malam!”

Melalui satu visi, Tuhan menunjukkan kepada kami hidup-hidup mereka di bumi. Kami nampak mereka bersama-sama di dalam satu bar. Satu pertengkaran meletus yang membawa kepada satu pergaduhan. Mereka sudah dalam keadaan mabuk. Salah satu daripada mereka mengambil satu pecahan botol dan yang satu lagi mengeluarkan sebilah pisau. Mereka berlawan sehingga kedua-duanya luka parah dan mati. Kedua-dua lelaki ini adalah malang untuk mengulangi senario itu selama-lamanya. Mereka juga diseksa oleh kenangan bahawa mereka adalah sahabat-sahabat karib di bumi, seperti saudara-saudara di dalam kasih mereka untuk satu sama lain.

Saya mahu memberitahu kamu hari ini, hanya ada seorang sahabat sejati, dan namaNya ialah Yesus dari Nazaret. Dia adalah sahabat sejati. Dia adalah sahabat yang setia, yang ada bersama kamu setiap masa.

Sambil kami terus berjalan dan kami nampak seorang perempuan di dalam sebuah bilik penjara, dia sedang berguling-guling di dalam lumpur. Rambutnya tidak kemas dan penuh dengan lumpur. Dalam bilik penjara yang sama ada seekor ular yang besar dan gemuk. Ular itu menghampirinya, mengelilinginya, dan masuk ke dalamnya bermula dari bahagian-bahagian bawahnya. Dia dipaksa untuk mengadakan seks dengan ular itu. Dalam tempat itu, semua lelaki dan perempuan yang hidup dalam perzinaan dipaksa untuk mengulanginya di sana. Bagaimanapun, mereka terpaksa melakukannya dengan ular-ular yang diliputi dengan enam inci pancang-pancang. Ular tersebut membinasakan tubuhnya setiap kali ia masuk ke dalamnya. Dia berteriak kepada Tuhan dan meminta Tuhan untuk menghentikannya. Dia tidak mahu menderita lagi. “Buat ia berhenti! Saya tidak akan lakukannya lagi! Tolong! Buat ia berhenti!” Dia merayu kepada Tuhan sambil ular tersebut masuk ke dalam dan membinasakan tubuhnya lagi dan lagi.

Kami cuba menutup telinga-telinga kami terhadap teriakan-teriakannya tetapi kami masih boleh mendengarnya. Kami cuba lebih kuat lagi utnuk menutup telinga-telinga kami, tetapi itu tidak dapat membantu. Kami berkata kepada Tuhan, “Tolonglah Tuhan kami tidak mahu melihat dan mendengar ini lagi! Tolonglah!” Tuhan berkata, “Ini perlu agar kamu melihat ini, supaya kamu dapat memberitahu yang lain, kerana umat Saya sedang dibinasakan, umat Saya sedang tidak menghiraukan penyelamatan yang sebenarnya, jalan benar ke penyelamatan.”

Kami terus berjalan dan kami nampak sebuah tasik gergasi dengan beribu-ribu orang di tengah-tengah lidah-lidah api. Mereka melambai-lambaikan tangan-tangan mereka meminta tolong, tetapi ada banyak setan-setan yang berterbangan di tempat itu. Setan-setan ini menggunakan lembing-lembing dengan kepala-kepala lembing berlengkok S untuk menyakiti orang-orang yang terbakar di tasik itu. Setan-setan mengejek dan memaki mereka dengan berkata, “Kamu orang celaka! Sekarang kamu harus memuji Syaitan! Puji dia, puji dia sebagaimana kamu lakukan apabila kamu ada di bumi!” Di sana ada beribu-ribu orang. Kami sangat ketakutan, kami merasa bahawa jika kami tidak memegang tangan Tuhan kami akan ditinggalkan di tempat yang mengerikan itu. Kami amat ketakutan dari perkara-perkara yang kami rasai.

Nun jauh kami nampak seorang lelaki sedang berdiri, yang dalam kesakitan yang amat sangat. Dia ada dua setan yang berterbangan di atasnya, menyeksa dia. Mereka akan mengorek lembing-lembing mereka di dalam tubuhnya dan mengeluarkan tulang-tulang rusuknya. Mereka juga mentertawakannya setiap masa. Lebih jauh lagi, Tuhan menunjukkan kepada saya yang dia diseksa dari selalu risau tentang keluarganya yang dia telah tinggalkan di bumi. Lelaki ini tidak mahu keluarganya tiba di tempat penyeksaan yang sama. Dia risau kerana dia tidak pernah memberikan mereka mesej penyelamatan. Dia diseksa kerana dia ingat yang mereka pernah sekali ada peluang untuk menerima mesej ini. Dia adalah seorang yang sangat penting untuk memberikan mesej ini kepada keluarganya, tetapi dia lebih suka tidak mengambil pedulinya, dan sekarang dia khuatir tentang anak-anak lelakinya dan isterinya.

Seksaan tersebut berterusan sambil setan-setan memotong lengan-lengannya, dia jatuh ke dalam lumpur yang membakar. Kerana kesakitan dari lumpur membakar, dia menggeliang-geliut seperti seekor cacing dari satu tempat ke tempat yang lain. Dagingnya jatuh dari tulang-tulangnya kerana bahang. Dia kemudian mula menggelongsor seperti seekor ular, mencuba untuk keluar dari sana. Tetapi setiap kali dia mencuba untuk pergi, setan-setan menolaknya balik dan dia masuk lebih dalam di dalam lumpur.

Kami kemudian nampak sekumpulan setan-setan di satu tempat. Sesuatu menangkap perhatian saya, saya menyedari salah satu daripada setan-setan kehilangan satu sayapnya. Saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, kenapa setan ini kehilangan satu sayap?” Tuhan berkata, “Setan itu dihantar ke bumi dengan satu tujuan, tetapi dia tidak melaksanakan tugasnya, dan dia dilemparkan kembali ke Neraka oleh salah satu daripada hamba-hamba Tuhan. Kemudian Syaitan datang dan menghukumnya dan memotong salah satu daripada sayap-sayapnya.” Kemudian kami faham bahawa sebagai orang-orang Kristian, kita mempunyai semua kewibawaan dan kuasa di dalam Nama Yesus untuk mengusir keluar semua setan dan kerajaan-kerajaan kecil.

Sahabat-sahabat yang dikasihi yang mendengar perkataan-perkataan ini sekarang, kesaksian ini bukan untuk penghukuman tetapi penyelamatan; supaya kamu boleh menguji diri sendiri dan melihat keadaan hati kamu di hadapan Tuhan. Ini adalah agar kamu boleh mengubah jalan-jalan kamu, untuk keselamatan dan bukan untuk penghukuman. Sekarang, angkat hati kamu di hadapan Tuhan dan mengaku dosa-dosa kamu, agar jika Tuhan datang pada waktu ini kamu boleh pergi bersamaNya dan bukannya pergi ke tempat penyeksaan itu di mana ada tangisan dan gertakan gigi. Di sana, kamu akan benar-benar memahami kenapa Yesus membayar dengan harga yang sungguh tinggi di salib Kalvari.

Kami nampak banyak orang di dalam Neraka yang tidak tahu kenapa mereka berada di sana. Hidup-hidup mereka penuh dengan aktiviti yang mereka tidak fikir adalah dosa-dosa. Sahabat yang dikasihi, uji diri sendiri! Jangan fikir bahawa berbohong, mencuri dan berbangga diri (sombong) adalah perkara-perkara yang okey untuk dilakukan! Ini semua adalah dosa di hadapan mata Tuhan! Saudara-saudara yang dikasihi, jauhkan diri dan berhenti daripada berbuat perkara-perkara ini! Saya memberikan kamu mesej ini supaya kamu akan berhenti berbuat dosa secara sengaja, and melihat lebih ke wajah Tuhan.


--- Kesaksian Keenam ---

Mazmur 62:12, “Dan Engkau, O Tuhan, kepunyaan perjanjian kasih, kerana Engkau memberi ganjaran kepada setiap orang menurut kerjanya.”

Pada pagi Tuhan mengunjungi kami di dalam bilik itu, Dia mengambil kami dengan tangan dan kami mulai turun ke bawah. Hati saya penuh dengan ketakutan, saya tidak pun dapat menggambarkannya. Saya hanya tahu bahawa saya tidak boleh melonggarkan tangan dari Penyelamat Saya. Saya merasa bahawa Yesus ialah Hidup saya dan Cahaya saya dan semua harapan saya adalah di dalamNya; kalau tidak saya akan ditinggalkan di tempat itu. Saya tidak pernah terfikir bahawa saya akan pergi ke tempat itu. Saya langsung tidak percaya tempat demikian wujud. Bahkan sebagai seorang Kristian, saya sentiasa berfikir bahawa tempat penyucian dosa (“purgatory”) adalah Neraka, tetapi Allah menunjukkan kepada saya kenyataan (realiti) tentang Neraka.

Apabila kami tiba di dalam Neraka, saya merasa tempat tersebut bergegar. Dan semua setan-setan di sana melarikan diri untuk bersembunyi, kerana tidak satupun daripada mereka boleh tahan dengan kehadiran Tuhan. Kami mendengar tawanan jiwa-jiwa berteriak bahkan lebih kuat, kerana mereka tahu bahawa Yesus dari Nazaret ada di sana. Mereka semua tahu bahawa hanya seorang saja yang boleh membawa mereka keluar. Mereka mempunyai harapan itu, walaupun ia adalah harapan yang palsu.

Kami berjalan berpegangan tangan dengan Yesus, dan sampai di bahagian perzinaan (“fornication”). Yesus berpusing untuk melihat seorang perempuan yang sepenuhnya ditutupi oleh api. Apabila Yesus nampak dia, dia mulai keluar perlahan-lahan dari api tersebut, walaupun penderitaan-penderitaannya tidak pernah berhenti. Kami boleh melihat kalau dia dalam keadaan telanjang bulat dan melihat kesemua ciri-ciri fizikalnya. Tubuhnya sepenuhnya kotor dan dia berbau sangat busuk. Rambutnya tidak kemas, dan dia mempunyai suatu lumpur hijau kekuning-kuningan. Dia tiada mata dan bibirnya jatuh berserpihan. Dia tiada telinga, hanya lubang-lubang. Dengan tangan-tangannya, yang mana adalah tulang-tulang hangus dan hitam, dia mengambil daging yang sedang jatuh dari mukanya dan cuba meletakkannya kembali. Tetapi ini memberikannya kesakitan yang lebih teruk.

Dia kemudian bergegar dan berteriak lebih lagi; teriakan-teriakannya tidak pernah berakhir. Dia dipenuhi dengan cacing-cacing, dan ada seekor ular yang melilit lengannya. Ia adalah sangat tebal dan mempunyai duri-duri di sekeliling badannya. Dia mempunyai angka 666 yang diukir di atas tubuhnya, angka binatang yang disebutkan di dalam kitab Wahyu (Wahyu 4:9-11). Dia juga ada plat logam terbenam di atas dadanya, yang diperbuat daripada logam yang tidak diketahui, ia tidak pernah dibinasakan oleh api. Di atas plat tersebut sesuatu tertulis di dalam suatu bahasa aneh, tetapi kami boleh memahami apa yang tertulis di atasnya. Ia dibaca, “Saya berada di sini kerana perzinaan.”

Apabila Yesus nampaknya, Dia bertanya padanya, “Elena, mengapa kamu berada di tempat ini?” Semasa Elena sedang menjawab Tuhan tubuhnya tergeliat dengan kesakitan dari penyeksaan. Dia berkata bahawa dia ada di sana kerana perzinaan. Dia meminta Tuhan untuk pengampunan lagi dan lagi.

Kemudian kami mula melihat peristiwa kematiannya. Apabila dia mati, dia sedang berhubungan seks dengan salah satu daripada kekasihnya, kerana dia fikir bahawa orang yang dia tinggal bersama sudah pergi dalam satu perjalanan. Bagaimanapun, dia balik dari kerjanya dan jumpa dia di dalam katil bersama orang lain. Dia kemudian pergi ke dapur dan mengambil sebilah pisau besar dan menikamnya ke dalam belakang Elena. Dia mati dan dibawa ke Neraka, betul-betul seperti dia mati; dia telanjang bulat.

Di dalam Neraka, semua menjadi kenyataan dan dia masih mempunyai pisau yang besar itu di belakangnya, menyebabkannya rasa sakit yang amat besar. Sehingga masa ini, dia sudah berada tujuh tahun di dalam Neraka dan dia boleh mengingati setiap detik hidup dan kematiannya. Dia juga ingat apabila seseorang cuba menginjil kepadanya tentang Yesus; bahawa Dia adalah satu-satunya yang boleh menyelamatkannya. Tetapi sekarang ia sudah terlambat untuknya dan semua orang lain di dalam Neraka.

Firman Tuhan bercakap banyak tentang perzinaan, dan ia adalah sangat jelas. Perzinaan adalah hubungan-hubungan seksual di luar perkahwinan. 1 Korintus 6:13, “Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan, tetapi Tuhan akan membinasakan kedua-duanya. Sekarang tubuh bukanlah untuk perzinaan, tetapi untuk Tuhan; dan Tuhan untuk tubuh.” Juga dalam 1 Korintus 6:18, “Larilah dari seks tidak bermoral. Setiap dosa lain yang dilakukan oleh seseorang adalah di luar tubuhnya, tetapi orang yang berseks tidak bermoral berdosa terhadap tubuhnya sendiri.”

Apabila Yesus selesai bercakap dengannya, dia ditutupi oleh suatu selimut api yang besar dan kami tidak dapat melihatnya lagi. Tetapi kami mendengar bunyi dagingnya membakar dan jeritan-jeritan yang menggerunkan itu, saya bahkan tidak boleh menggambarkan mereka dengan perkataan-perkataan.

Sambil kami teruskan berjalan bersama bersama Tuhan, Dia menunjukkan kepada kami semua orang yang ada di sana: penyembah-penyembah berhala, mereka yang menggunakan dan mengamalkan ilmu sihir, yang tidak bermoral, penzina-penzina, pembohong-pembohong dan homoseksual. Kami sangat takut, satu perkara yang kami mahu lakukan adalah pergi dari sini. Tetapi Yesus terus bercakap bahawa ia perlu untuk dilihat supaya kami boleh memberitahu yang lain, semoga mereka percaya.

Kami meneruskan bersama Yesus, memegang tanganNya bahkan lebih ketat. Kami datang ke satu bahagian yang betul-betul meninggalkan suatu kesan di atas saya. Kami nampak seorang lelaki muda, umurnya 23 tahun, tergantung di ketinggian pinggangnya di tengah api. Kami tidak boleh nampak betul-betul apa penyeksaannya, tetapi angka 666 terukir di atasnya. Dia juga mempunyai satu plat logam di atas dadanya yang dibaca, “Saya berada di sini kerana saya seorang biasa”. Apabila dia nampak Yesus, dia menghulurkan tangannya ke arah Yesus merayu untuk belas kasihan. Firman Tuhan berkata dalam Amsal 14:12, “Ada suatu jalan yang seolah-olah betul untuk seseorang, tetapi penghujungnya adalah jalan maut.”

Apabila kami membaca plat yang dibaca, “Saya berada di sini kerana saya seorang biasa”, kami bertanya kepad Tuhan, “Tuhan, bagaimana ini!? Mungkinkah seseorang boleh datang ke tempat ini kerana sebab ini?” Kemudian Yesus bertanya kepadanya, “Andrew, mengapa kamu berada di sini di tempat ini?” Dia menjawab, “Yesus, apabila saya di Bumi, saya fikir hanya membunuh dan mencuri adalah dosa-dosa, dan itulah sebabnya saya tidak pernah cuba merapatkan diri kepada Engkau.” Dalam Amsal 9:18 ia berkata, “Orang-orang jahat akan dihantar ke Neraka, semua orang yang tidak percaya kepada Tuhan yang melupakan Allah.”

Andrew membuat satu kesilapan besar dengan mengklasifikasikan dosa-dosa, seperti kebanyakan orang lakukan hari ini. Alkitab adalah sangat jelas apabila ia mengatakan bahawa upah-upah dosa adalah maut, tetapi pemberian Allah adalah hidup yang kekal (Roma 6:23). Selanjutnya, apabila Alkitab bercakap mengenai dosa, ia tidak pernah mengklasifikasikan dosa-dosa, kerana semua itu adalah betul-betul dosa. Andrew ada peluang untuk mengenali dan menerima Yesus tetapi dia tidak mengambil peluang tersebut yang Allah berikan kepadanya. Barangkali dia ada seribu peluang untuk mengenali Tuhan, tetapi dia tidak pernah mahu mengenaliNya dan itulah sebabnya dia berada di sana. Kemudian satu selimut api yang besar menutupi seluruh tubuhnya dan kami tidak pernah melihatnya lagi.

Falling into HellKami terus berjalan bersama Yesus. Nun jauh kami nampak sesuatu berjatuhan turun, seperti ketulan-ketulan bahan. Apabila kami mendekati, kami nampak bahawa ia adalah orang-orang yang sedang jatuh ke Neraka ketika itu. Orang-orang yang baru saja meninggal dunia di Bumi tanpa menerima Yesus Kristus di dalam hati-hati mereka, mereka sedang tiba di Neraka.

Kami nampak seorang lelaki muda, banyak setan berlari ke arahnya dan mula membinasakan tubuhnya. Dengan cepat tubuhnya mulai dipenuhi dengan cacing-cacing. Dia berteriak “Tidak! Apa ini? Berhenti! Saya tidak mahu berada di dalam tempat ini! Hentikan! Ini pasti satu mimpi! Bawa saya keluar dari tempat ini!” Dia bahkan tidak tahu bahawa dia sudah mati, dan bahawa dia mati tanpa Yesus di dalam hatinya. Setan-setan sedang mempermainkan dia dan selalu menyeksa tubuhnya. Kemudian angka 666 muncul di dahinya, dan satu plat logam di atas dadanya. Walaupun kami tidak dapat melihat sebab dia datang ke Neraka, kami tahu dengan yakin bahawa dia tidak akan dapat keluar lagi.

Tuhan memberitahu kami bahawa penyeksaan-penyeksaan semua orang ini di dalam Neraka akan bertambah lebih kuat di hari Penghakiman. Jika mereka sedang menderita di dalam cara yang begitu dahysat dan mengerikan, saya tidak boleh membayangkan bagaimana mereka akan menderita selepas hari Penghakiman.

Kami tidak nampak langsung kanak-kanak di sana. Kami hanya nampak beribu-ribu orang muda, lelaki dan perempuan dari banyak bangsa. Walau bagaimanapun, di dalam neraka tiada lagi bangsa-bangsa atau kedudukan-kedudukan sosial, semua datang untuk diseksa dan dihukum. Ada satu perkara yang setiap orang mahu, dan itu adalah peluang untuk keluar, sekurang-kurangnya untuk satu saat. Mereka juga mahu setitik air untuk menyegarkan lidah-lidah mereka, seperti kisah orang lelaki kaya di dalam Alkitab (Lukas 16:19). Tetapi ini tidak mungkin lagi, mereka memilih di mana mereka mahu menghabiskan dalam keabadian. Mereka memutuskan untuk menghabiskannya tanpa Tuhan. Tuhan tidak pernah menghantar sesiapa ke Neraka, semua orang sampai di sana mengikut perbuatan-perbuatan mereka sendiri. Dalam Galatia 6:7, “Jangan tertipu, Allah tidak boleh diperolok-olokkan. Kerana apa jua yang seseorang semai, itulah juga yang akan dituainya.”

Hari ini kamu mempunyai peluang yang sangat besar untuk mengubah takdir kekal kamu. Yesus masih boleh didapati sekarang, dan Alkitab berkata bahawa sementara kita mempunyai kehidupan kita juga ada harapan. Hari ini kamu mempunyai kehidupan, jangan terlepas peluang ini, ia mungkin yang terakhir.

Allah memberkati kamu.