Jumat, 28 Mei 2010

Hidupku Terjerat Seks Bebas dan Narkoba

Dilahirkan dalam sebuah keluarga harmonis tidak menjamin kehidupan seorang anak bisa menjadi seseorang yang baik ketika bertumbuh dewasa. Demikianlah cerminan kehidupan Agustinus, sekalipun lahir dan bertumbuh dalam keluarga harmonis, namun kenakalan demi kenakalan yang dilakukannya sejak kecil menggiringnya ke dalam jebakan seks bebas dan narkoba.

“Waktu kecil saya bandel banget, saya akui bahwa yang saya mau cuma main. Bahkan kesekolahpun inginnya main saja,” demikian pengakuan Agustinus.

Tidak berhenti disitu, Agustinus malah memutuskan untuk berhenti sekolah. Hari-harinya dihabiskan untuk bermain dan bergaul dengan orang-orang yang tidak diketahuinya akan membawanya kepada kehancuran kehidupan.

Saat itu dia memiliki seorang teman yang kaya, namun gaya hidupnya buruk. Hingga suatu kali, Agustinus diajak ke tempat pelacuran untuk pertama kalinya. Awalnya dia takut, namun rasa ingin tahunya menghapuskan semua rasa takut yang sempat menyembul di sudut hatinya.

“Awalnya saya deg-degan, karena masih belum berani. ‘wah.. ngga mau ah..ngga mau ah…’”

Tapi temannya itu terus membujuk Agustinus, “Lo ngga nyesel lo.. ngga mau..!”

“Iya.. ngga nyesel..” jawabnya.

“Betul lo..”

Perang batin antara rasa takut dan rasa penasaran berkecamuk di pikiran dan hatinya. Tapi ternyata, rasa penasarannya lebih besar dan berhasil mengalahkan rasa takutnya.

“Iya deh.. klo gitu coba deh…” demikian akhirnya Agustinus melangkah kedalam jerat seks bebas.

“Akhirnya saya balik lagi, dan mengambil satu cewek.. wah ternyata enak..! Disitu saya mulai terjerat.”

Tidak berhenti hanya di pelacuran, Agustinus melakukan kumpul kebo (tinggal serumah dengan wanita tanpa menikah – red), dan juga menggunakan narkoba. Kehidupannya hancur, tubuhnya makin kurus kering, dan dia dihantui rasa bersalah.

“Saya kumpul kebo, hidup saya hancur, memakai narkoba. Untuk berpikir saja waktu itu sangat susah, tidak seperti sekarang ini. Selain itu tubuh saya juga kurus, seperti hanya tulang dibungkus kulit saja.”

“Terkadang saya merasa Tuhan menyadarkan saya, ‘Gus..lo salah.. lo salah..’ Saya merasa perasaan saya sangat tidak enak..”

Perasaan bersalah mulai menghimpit hatinya, keinginan untuk berhenti menggunakan narkoba itu ada terbersit namun pergaulannya membuatnya sulit untuk melepaskan diri dari ikatan yang sudah bertahun-tahun mengikatnya itu.

“Saya diajak ke diskotik, pada hal saya sudah ingin berhenti. ‘Aku dah ngga mau triping lagi,’tapi saya dipaksa dengan alasan ada teman yang ulang tahun. Ketika masuk mobil, saya seperti hilang ingatan. Saya dikerjain oleh teman-teman saya. Sewaktu sampai di rumah, saya mau telanjang bulat. Saya pikir saya sedang tidur dan bermimpi. Dalam halusinasi saya waktu itu saya sedang mau di baptis, saya mau bersih, dan ada sebuah danau. Jadi hayalannya seperti itu. Saya sedang buka baju, lalu kakak saya masuk dan menyuruh saya memakai baju kembali.”

Agustinus yang tidak sadar karena dalam pengaruh narkoba tidak menggubris permintaan kakak laki-lakinya. Hal tersebut membuat sang kakak gusar, setelah sempat bertengkar, sang kakak mengurung Agustinus di kamarnya. Namun tak pernah di sangka baik oleh Agustinus maupun kakaknya, di kamar tersebut Agustinus mengalami sebuah pengalaman supranatural.

“Saya lihat cahaya terang, seperti di film-film itu. Bintang terang itu masuk dan saya terpental kepojok kamar. Saya terluka dan mengeluarkan darah. Saya pikir mimpi, ternyata apa yang saya alami itu nyata.”

Hari itu Agustinus merasakan jamahan Tuhan dan dia memutuskan untuk berhenti dari semua keterikatannya baik narkoba, seks bebas bahkan pergaulan buruknya dia tinggalkan.

“Semua yang buruk yang saya pernah lakukan, saya akan berhenti Tuhan. Dan secara total hari itu juga saya bisa langsung berhenti.”

Sebuah mukjizat besar dialami Agustinus, dia benar-benar dibebaskan dari keterikatannya kepada seks bebas, narkoba dan rokok. Selain itu, hidupnya benar-benar diubahkan. Agustinus hari ini melayani sebagai seorang pelatih footsal.

“Saya mengucap syukur buat Tuhan karena Dia sudah memberikan hidup yang sehat. Kalau bukan karena Tuhan Yesus, mungkin sekarang saya sudah gila. Dia melepaskan saya dari narkoba, dari seks bebas dan juga rokok. Dia memberikan hidup yang baru buat saya. Terima kasih Tuhan.” (Kisah ini ditayangkan 8 Juli 2009 dalam acara Solusi Life O’Channel).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar